Hari Terakhir di bulan ke-10

Cepet benget... tetiba sudah akhir Oktober. 
Yah, begitulah perjalanan sang waktu, tidak akan menunggu siapapun.
Manusia yang tidak siap akan ditinggalkan begitu saja dalam penyesalan oleh sang waktu.

Bulan berikut, saya akan menuliskan mengenai review buku atau film atau drama yang sudah saya tonton dan berharap kalian yang membaca dapat menikmatinya. Sedikit intermezzo, setelah editan blog Alur lain dari Rurouni Kenshin yang seharusnya upload September jadi ke-upload ulang di Oktober ini, yaa sekalian saja nanti dibahas mengenai akhir dari film trilogi itu. Review film RK ini akan menjadi tulisan pembuka blog ini di bulan November.  Tapi kesampingkan dulu Rurouni Kenshin beserta review ataupun spoilernya karena ada satu hal yang penting untuk ditulis disini.

Pertama adalah selama satu bulan ini saya tidak lagi memusingkan dirinya. Benar-benar bersyukur untuk yang satu ini. Awalnya tentu semua berjalan berat dan tidak mengenakkan hati. Dapat dibilang sampai sekarangpun, hati ini belum sepenuhnya normal dari ketidakhadirannya. Tapi, setidaknya sebulan ini, saya tau bahwa saya baik-baik saja tanpa kehadirannya dan ini sungguh melegakan.
Pada akhirnya saya bisa menerima kenyataan. Tentu saja, kalau tidak saya pasti terdiagnosis menderita gangguan psikosis seandainya saya masih berharap tanpa dasar yang jelas kepada pria itu. 

Kedua adalah selama satu bulan ini saya dapat menjaga jarak aman dengannya. Setidaknya saya tidak melakukan satu percakapan khusus dengannya sampai saya terpaksa tidak dapat melupakan isi pembicaraan tersebut dan membiarkan khayalan saya menjadi tidak terkendali, dengan menyatakan bahwa dalam percakapan tersebut dia menyukai saya (kurang lebih seperti itu).

Ketiga adalah selama satu bulan ini saya disibukan dengan rupa-rupa aktivitas yang walau masih berinteraksi dengannya namun tidak dalam artian dekat. Cukup aman karena aktivitas saya dan dia walau sama memiliki fungsi yang berbeda atau setidaknya peranan kami tidak mengharuskan bertemu dan berbicara.

Keempat adalah saya berharap setelah sebulan ini melakukan hal-hal tanpa dirinya dan 95% sukses melaluinya, hal ini dapat berlanjut seterusnya ke depan. Berharap untuk bisa menemukan seseorang yang lebih cocok untuk saya dan begitu pula saya cocok dengan orang tersebut. Semiga hal ini tidak memakan waktu yang lama.

Begitulah perjalanan kehidupan sebulan ini. Agak membosankan tanpa kehadirannya, bukan? 


Bulan ke-10

Sudah memasuki bulan yang kesepuluh ditahun 2014 ini. Walaupun tidak ada yang ingin kutuliskan mengenai dirinya atau mengenai diriku, aku tetap menulis agar blog ini tetap memiliki tulisan di bulan Oktober. 

Aku masih berusaha menyelesaikan novelku. Akhir ceritanya masih belum terpikirkan olehku. 
Aku masih terus menjaga hubungan pertemananku dengan seseorang yang berada di luar kota. Aku berharap dia baik-baik saja. 
Aku masih kesal dengan orang yang tidak tahu malu itu. Aku memutuskan untuk menjauh darinya. Tidak akan ada lagi kegiatan yang akan melibatkannya. Aku benar-benar akan menjauhinya. Semua itu cuma sekedar mimpi. Saatnya untuk berhadapan dengan kenyataan dan ternyata kenyataan ini tidak semenakutkan yang aku bayangkan selama ini. Aku tanpa si manusia kurang sosialisasi itu masih dalam keadaan baik-baik saja. Ya hatiku memang sedikit kering tapi secara keseluruhan aku baik.
Kurang lebih begitu.



Alur lain dari Rurouni Kenshin

Rurouni Kenshin atau yang sebagian orang mengenalnya dengan sebutan Samurai X. 
Anime ini menemani saya di usia belasan tahun, membuat saya tergila-gila akan Jepang. Selain itu anime ini mendekatkan saya dengan seseorang. Seorang kenangan masa lalu, bagian dari masa-masa cinta pertama (mungkin), bagian dari kehidupanku, bahkan sampai sekarang nampaknya Rurouni Kenshin masih mendekatkan kami. Orang itu orang yang selalu penuh kejutan. Hidupnya, pola pikirnya, sudut pandangnya selalu berhasil mengejutkanku. Kalau bersama dengan dia saya bisa memastikan bahwa hidup saya tidak akan pernah bosan. Saya dan dia bersahabat (mungkin) atau setidaknya hubungan kami adalah teman cerita yang akan membahas banyak hal. 

Jadi anime Rurouni Kenshin ini diangkat ke layar lebar sebagai film live action di tahun 2012, dan tahun ini (2014) kembali dilanjutkan dengan film live action ke-2 dan ke-3nya. Biasanya saya dan dia - atau mungkin saya akan memanggilnya botchan, hahaha - jadi biasanya saya dan botchan selalu membahas semua film atau drama yang telah kami tonton. Adakalanya saya dan botchan berbeda pendapat dan berdebat hanya karena hal sepele namun pada akhirnya saya dan botchan selalu menyudahi percakapan dengan tertawa. 

Kali ini botchan ada di kota lain. Kami tidak dapat menonton film ini di waktu yang bersamaan, karena kota dimana botchan tinggal tidak ada yang menyuplai film ini atau film ini belum masuk ke kota dimana botchan berada. Sebagai teman yang selalu menceritakan segalanya kepada botchan, saya tetap nekat menceritakan isi film lanjutan live action Rurouni Kenshin ini, tidak peduli apakah botchan akan marah atau tidak. Tapi saya kenal botchan, botchan tidak akan marah untuk sesuatu yang sepele, untuk hal ini saya mengakui bahwa secara kedewasaan mental saya berada di bawah botchan. 

Hari ini saya mengobrol lagi dengan botchan. Entah bagaimana percakapan kami selalu ngawur namun berujung dengan saling menasihati dan berbagi tawa. Setelah percakapan ngawur kesana kemari, botchan mengangkat topik mengenai film Rurouni Kenshin ini. Botchan bilang kalau dirinya belum sempat menonton film ini, lalu saya menceritakan bahwa untuk film ketiganya yang akan tayang bulan Oktober mendatang akan ada satu adegan yang sama sekali tidak muncul di anime ataupun di manga. Aku bilang bahwa dalam trailer film ketiganya ada bagian dimana Kenshin akan dijatuhi hukuman pemenggalan kepala oleh para petinggi dan ini sama sekali tidak masuk akal karena tidak ada di anime ataupun di manga. Saat sedang meluapkan kekesalan akan film ini, botchan tiba-tiba tertawa dan menuliskan bahwa jangan-jangan Kenshin itu akan dibunuh Kaoru karena ternyata dia selingkuh dengan Megumi. 

HAHAHAHA, mau tak mau tawaku meledak juga... Botchan memang ahli mengarang cerita dan kadang kami suka membuat alur-alur cerita yang tidak masuk akal dalam kehidupan kami atau orang-orang disekitar kami. Lalu kami akan tertawa bersama saat tahu bahwa alur karangan kami begitu konyol dan tak masuk akal.

Botchan juga menuliskan alur lainnya bahwa sebenarnya Yahiko adalah anak dari Kenshin dan Megumi. Hahahaha... Mau tidak mau aku harus ikut menuliskan alur karanganku. Aku menuliskan bahwa Kenshin sebenarnya mencintai Sanosuke (it's mean Kenshin is a gay) hahaha - dan hubungannya dengan Kaoru hanya untuk mempertahankan image laki-laki sejati saja. 
Botchan tertawa dengan alurku dan menambahkan bahwa sebenarnya yang lebih kocakh adalah Kenshin menyukai Sanosuke dan Saito menyukai Kenshin (semacam cinta segitiga antar lelaki) hahahahaha dan botchan mengakhiri dengan emoticon 🙀. HAHAHAHA... Ini benar2 alur cerita yang konyol. Namun, alur ini karangan botchan mampu membuatku melupakan kekesalanku akan film ketiga yang akan datang.


Begitulah botchan, dia selalu punya seribu satu cara untuk membuat orang tertawa dan aku salah satu yang menyukai sisi humornya. Humor botchan terkadang benar2 tidak masuk akal namun aku tetap merasa lucu. Entahlah, bagiku botchan adalah temanku saat ini, namun sepertinya ada perasaan spesial yang selalu kumiliki untuk botchan. Walaupun perasaan itu tidak akan membawaku lebih jauh dari seorang teman. Aku bisa berteman seperti ini terus dengan botchan saja sudah cukup bagiku. Hehehe... ✌️😆✌️

First Call

Ketika dirimu sudah sampai kepada sebuah kepastian bahwa dia tidak menyukaimu atau tidak tertarik kepadamu lebih dari sekedar teman, maka kau akan mengalami sebuah perasaan tertekan. Tertekan karena apa yang selama ini kau harapkan menjadi kenyataan berubah menjadi sesuatu yang melawanmu dan kau harus bisa menerimanya dengan sepenuh hati. Jadi inilah yang kualami beberapa hari terakhir sejak aku menuliskan blog terakhirku. Aku tertekan dengan berbagai perasaan dan kenyataan. Dan disaat diriku sedang tenggelam dalam ketidaknyamanan akan keberadaanmu dan sedang menata pikiranku bahwa kau tidaklah lebih dari seorang teman bagiku, kau selalu berhasil mencuri hatiku kembali.


Agustus yang lalu, aku berusaha mengabaikanmu sebisaku. Mengabaikanmu di whatsapp grup, mengabaikanmu di line, mengabaikan postingan path-mu, mengabaikan postingan FB ataupun twitter. Aku mencoba mengabaikanmu sebisaku, mengabaikanmu saat malam minggu, mengabaikanmu pada hari minggu, mengabaikanmu di jumat malam dan hari-hari lainnya aku menolak untuk memikirkanmu. Kenyataannya selama bukan Agustus aku bisa menerima hidupku tanpamu, tanpa kehadiranmu. Tapi mengapa kau tidak mengabaikanku juga? Mengapa kau justru semakin mendekat dengan cara-cara yang tidak bisa kupahami.


Aku bisa mengerti mengapa kau selama sebulan kemarin mengirimkan twitter atau komentar di postingan FB-ku, itu semata-mata kita membicarakan hal yang kita sukai yaitu, Rurouni Kenshin. Lalu aku membalas twitter dan komen FB-mu seminimal mungkin. Namun, kau bukannya justru memahami maksudku, kau malah semakin sering melakukan kegiatan di semua sosial yang berhubungan denganku. Kau menuliskan komen di postingan Lineku, kau memberikan muka "laugh" di postingan pathku, kau bahkan tidak keberatan dibujuk rayu oleh teman2 untuk datang bersama mereka dan  menjemputku ke rumah, Jumat malam kemarin. Untuk apa? Apa benar hanya untuk makan di kopitiam yang terletak di dekat rumahku? Kenapa kau tidak menyarankan kepada mereka untuk makan di sekitar lingkungan Jakarta Selatan saja? Mengapa kau mau menjemputku?


Aku memasukan kutipan ini ke path-ku.
         

Dan kau memberikan gambar seperti ini 😜 sebagai komentarmu. Apa kau tahu maksudku menaruh postingan ini? Aku ingin menjauhimu. Bukan karena aku membencimu, tapi karena alasan yang ketiga. Aku takut semakin jatuh hati kepadamu, kau tahu...?! Aku ingin maju, meneruskan hidupku, yang tidak ada dirimu di dalamnya, karena kau tidak ingin aku ada di dalam hidupmu. Aku tidak mau menangis lagi karenamu, bodohku yang selalu membuatku tersenyum.


Aku menyayangimu, itu hal yang mutlak. Kau tidak menyayangiku, itu juga sebuah hal yang mutlak. Aku tidak bisa mengubah hatimu, kalau kau tidak mengijinkan hatimu sendiri untuk berubah. Hey, tuan robotku tersayang, aku ini hanya berusaha untuk bisa selalu disisimu walau itu hanya sebagai temanmu. Jadi jangan buat hatiku goyah. Karena Sabtu kemarin, kau sudah sukses merusak pertahananku. Itu pertama kalinya kau meneleponku, kau tahu? Kau tahu betapa hatiku langsung mencelos karena melihat namamu di layar hpku? Kau mengulanginya lagi hari Minggu kemarin, kau meneleponku lagi? Kenapa? Bukankah biasanya kau tidak mau meneleponku, bukankah kau lebih suka menelepon teman yang lain dibandingkan meneleponku? Aku sudah sampai di titik terakhir pertahananku. Kau merusak semuanya. Maaf, tapi kali ini kau harus menyiapkan dirimu sebaik mungkin, karena aku akan tetap menyukaimu. Kali ini tidak hanya sekedar menyukaimu, aku akan berjuang membuatmu menyukaiku. Sesusah apapun itu tuan robotku tersayang, persiapkanlah dirimu. Karena aku akan membuatmu menyesal karena telah merusak pertahananku. 


Tapi, aku bersyukur kau meneleponku, karena jika tidak aku akan tetap menjadi diriku yang bodoh, yang tidak berani dan tidak maju. Kalau nanti kau jadi membenciku sesudah kau tau perasaanku, maka aku minta maaf. Aku tidak pernah bermaksud untuk mengkhianati pemikiranmu mengenai pernikahan, masa depanmu dan lain sebagainya, namun aku juga tidak bisa membohongi diriku lagi. Aku akan memberikanmu jarak dan waktu untuk memahami hatimu dan memahami hatiku. Aku berharap kita tidak pernah menjadi orang asing lagi. Tuan robotku tersayang, aku menyayangimu.





Menerima Kenyataan

Setelah aku harus berhadapan dengan kenyataan, aku tidak tahu apa lagi yang harus aku tuliskan mengenai dirinya disini. 
Aku takut lagi-lagi semua itu hanya sekedar harapan atau khayalanku. Awal bulan ini, aku benar-benar hampir dibuat gila dengan kenyataan. Aku mulai memasukkan fakta demi fakta ke dalam kepalaku. 
Fakta bahwa dia tidak mencintaiku. Lalu aku pergi ke luar kota bersama keluargaku tanpa memberitahukannya.
Walau aku tidak memberitahu kepergianku aku menuliskan setiap update-an ke akun sosial mediaku. Jumat, Sabtu dan Minggu. 3 hari perjalanan tidak membuatku membaik. Aku semakin memikirkannya. Apalagi saat aku melihat dia keluar dari rumah pagi-pagi hari Sabtu yang lalu, aku merasa ada yang tidak beres. Aku merasa dia sedang mengalami satu hal yang mengganggu keberadaan hatinya. Aku mengkhawatirkannya.
Aku memikirkannya. Aku ingin menanyakan apa ada yang salah dengannya? tapi aku tidak punya keberanian. Aku ingin menyemangatinya, namun aku juga tidak berani.

Hari Minggu, aku sedikit bisa menerima kenyataan kalau ia tidak menyukaiku lebih dari teman. Pagi di hari Minggu itu aku melihat sebuah pantai yang indah. Keindahannya mampu mengalahkan keresahan hatiku, mampu membuatku melupakannya walau hanya untuk waktu dua jam. Karena setalah itu aku malah menginginkan dia berada di pantai itu bersama denganku. Melihat keindahan yang sama dengan yang kulihat.
Siang itu aku kembali ke Jakarta. Aku merindukannya. Aku mencoba mengupdate banyak hal, berharap dia memberikan respon dengan komentar ataupun hinaan. 
Namun, tidak ada yang terjadi. Disaat harapan sudah hampir hilang, dia menge-tag namaku di sosial medianya. Membohongiku, menggangguku, menggodaku. Saat aku marah, atau lebih tepatnya pura-pura marah, karena aku tidak tahu apa aku sanggup marah kepadanya. Dia muncul menyapaku di sebuah sosial media. Meminta maaf karena telah menggodaku. Saat itu hatiku rasanya terlalu bahagia. Saling mengirimkan pesan melalui sosial media dengannya membuatku bahagia. 
Lalu, besoknya semua kembali seperti semula.

Aku ya aku dengan kenyataan yang harus aku terima. Dia ya dia dengan kehidupannya yang mungkin tidak akan bersinggungan denganku di masa yang akan datang.


Harapan Vs Kenyataan (3)

Ternyata harapanku akan dia memasuki tahapan akut atau stadium 3.
Walau begitu ini mungkin akan menjadi tahapan terakhir karena mulai saat itu aku mulai mengatakan kepada diriku sendiri, jangan tertipu. Jangan menipu dirimu sendiri. 

Sabtu malam kemarin, aku dia dan dua orang teman lainnya menghabiskan malam di sebual mall di kawasan Jakarta Selatan, atau lebih tepatnya disebuah tempat minum kopi yang berada di sebuah mall di kawasan tersebut. 

Entah bagaimana, aku dan dua orang temanku ini berpisah sementara dari dia dan kembali bertemu di kedai kopi tersebut. Aku melihat dia membawa sebuah kantong belanjaan. Hm. 

Sejujurnya, awalnya aku kembali berharap kalau itu adalah hadiah buatku. (lagi-lagi aku membodohi diriku). Akan tetapi itu bukan untukku. 

Setelah aku pikir-pikir, memang itu tidak akan pernah menjadi untukku. Kemungkinan terbesar adalah ia membeli hadiah untuk sepupunya yang berulang tahun tanggal 1 Agustus kemarin.

Tapi dengan kejadian ini aku membiarkan diriku menjadi orang bodoh dengan kadar kebodohan yang hampir mencapai 80%. Dan tentu saja ini sudah kelewatan. Bukankah aku sudah belajar dari pengalaman di waktu2 lalu?

Kenapa aku harus sebodoh itu sih? Kenapa????
Kenapa???!!!!!!
KENAPA??!!!!!!!!


Harapan Vs Kenyataan (2)

Setelah tanggal 30 sialan itu aku mulai memikirkan bahwa mengharapkanmu adalah sebuah kesalahan yang amat besar. Sebuah kebodohan yang luar biasa membiarkan perasaanku diatur naik dan turun oleh kebaikan dan perhatianmu kepadaku.

Niatku adalah membuat kau juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan, namun kenyataannya adag aku sekali lagi menemukan diriku dibodohi oleh harapan kepadamu.

Aku menginginkan hadiah itu darimu.
Aku menginginkan buku itu darimu.
Hanya darimu.
Aku mengira, tidak, aku berharap kau akan memberikannya untukku.
Ya, aku sekali lagi membiarkan harapanku melambung tinggi.
Dan... BRAKKK!!!
Aku menemukan diriku terjatuh ke dasar, dipenuhi dengan kesakitan dalam hati yang tidak dapat diungkapkan.
Aku menemukan diriku dipenuhi rasa malu yang sangat besar karena lagi-lagi aku dengan bodoh mengharapkanmu.

Pada akhirnya kebodohanku membuatku sadar bahwa ada banyak orang-orang yang mengasihiku. Mengapa aku harus selalu memikirkanmu? Mengapa aku tidak memikirkan mereka yang mengasihiku?

Aku mendapatkan buku itu, bukan darimu. Bukan dari orang yang kuharapkan. Namun, setidaknya dari orang yang mengasihiku. Mengingatku. 

Harapan Vs Kenyataan

30Juli2014

Sengaja mematikan semua alat sosial media, kecuali Path. Kenapa? Karena sewaktu perempuan itu ulang tahun kau membuatkannya komik dan menge-tag namanya di Path. Sewaktu mengingat itu aku kembali merasa kesal dan cemburu. Cih. Sebuah perasaan yang sangat hina. Tapi mengingat hal-hal itu membuatku membencimu. Jadi kupikir, kau akan menge-post sesuatu yang istimewa juga untukku kali ini. Kenyataannya, TIDAK.
Baiklah, pikirku. Aku membiarkan diriku menunggu, mungkin...mungkin...pikirku kau akan datang ke rumahku atau setidaknya me-whatsapp-ku secara pribadi untuk mengajakku jalan. Pergi entah kemana. Jadi aku membiarkan diriku menunggu, melihat keluar jendela, mengharapkan mobilmu datang. Namun, kenyataannya juga, TIDAK.
Lalu aku menyadari sekali lagi aku membodohi pikiranku sendiri. Membiarkan diriku memiliki harapan yang sedemikian besar kepadamu.


Entahlah, harapan itu selalu ada jika aku ada disekitarmu. Mungkin engkau tidak bermaksud memberikanku harapan itu, mungkin aku saja yang bodoh. Tapi aku tidak dapat menolak kebodohan itu. Aku tidak dapat menghindarinya jika kau selalu menuruti kemauanku. Aku bisa saja jadi makhluk yang egois. Aku jadi ingin memilikimu, padahal sudah jelas itu TIDAK akan menjadi kenyataan.

29 Juli 2014

Sebetulnya daripada jalan bertiga, aku lebih ingin jalan berdua.
Sejujurnya daripada ke mall, aku lebih suka menghabiskan waktu di alam terbuka.
Seperti tahun lalu.
Entahlah, mungkin kau sudah melupakannya.
Mungkin kau hanya menganggap semua kenangan sekedar angin lalu.
Tapi untukku semua kisah denganmu itu berharga.
Yang akan selalu kusimpan dalam kotak harta.

Pikiranku yang paling liar adalah berharap kau mengunjungiku di hari ulangtahunku.
Bukan menghabiskan waktu dengan merenung sendirian, aku ingin menghabiskan hariku besok denganmu.
Walau kita tidak bisa bercakap-cakap dengan normal jika hanya berdua, tapi aku tetap ingin menghabiskan waktu berdua denganmu.
Pikiranku yang paling liar adalah berharap kau datang ke rumahku, membawa sesuatu. 
Entahlah, apapun yang akan kau bawa akan kuterima.
Sejujurnya, aku ingin menghabiskan waktu denganmu, menonton berbagai jenis film dan mengomentarinya bersama denganmu.
Aku ingin mentraktirmu makan di tempat yang paling enak, walau itu bukan Basara. 
Hehe...
Aku ingin membayangkan masa depan bersamamu, walau jalan kita nanti terpisah-pisah tapi aku tetap berharap kau akan ingat untuk meneleponku di masa depan, walau hanya sekedar bertanya kabar.
Keinginanku denganmu sangat banyak, padahal aku tahu kau tidak bisa melakukannya semua untukku. Kau tidak akan melakukannya untukku.

Aku suka mencium harum badanmu. Ada bau unik yang aku dapat mengenalinya.
Bukan bau mobilmu, bukan. Aku hanya mengatakan itu untuk mengelabui seseorang.
Kau wangi sabun. Wangi yang setiap aku hirup terasa menyegarkan.
Entahlah, mungkin aku gila.
Seandainya, tahun lalu kau tidak datang ke wisudaku, kira-kira apa sekarang aku masih memiliki perasaan ini?
Aku sudah mengarang seribu alasan dibenakku. Alasan mengapa kau datang seorang diri ke wisudaku. Menungguiku sepanjang hari. Jawabannya tetap kosong. Kenapa kau datang? Apa aku sosok yang berarti untukmu? 

Kalau saat menulis ini aku menangis, itu salahmu, kau tahu?
Siapa yang menyuruhmu untuk selalu berbuat baik padaku? 
Siapa yang menyuruhmu membuat banyak kenangan denganku?
Kenapa kau menuliskan mengenai aku di blogmu?
Kenapa tindakanmu membuat aku besar kepala?
Kenapa aku tidak mampu berjalan menjauh darimu?
Kau tidak suka aku ada dimasa depanmu kan?
Yang paling penting bagimu hanya karir, sekolah dan hobimu kan?
Kau tidak memerlukan keberadaanku kan?


Hidup kita

Hari ini benar2 tidak terduga.
Sejujurnya kalau boleh aku ingin bilang kalau apa yang kau lakukan hari ini adalah sebuah tindakan yang sangat manis jauh lebih manis daripada saat kau melakukannya untuk diriku.
Hari ini hujan dan aku tertidur pulas di siang hari.
Siapa yang menyangka kalau dirimu bersedia mengantarkan ibuku sampai ke rumah. 
Saat aku dengar bahwa kau tidak terpaksa mengantarkannya pulang, aku sangat bahagia. 
Jauh lebih bahagia daripada saat dirimu mengantarkanku pulang.
Aku minta maaf jika tadi saat aku bangun tidur, aku bilang kalau aku tidak mau bertemu denganmu.
Hanya saja aku baru bangun tidur dan mukaku pasti sangat aneh. Aku minta maaf jika itu menyakiti hatimu.
Lalu saat kau, aku dan edu menghabiskan waktu bercerita mengenai kehidupan, mengenai masa depan, mengenai prioritas diri kita masing2, aku juga senang.
Aku tahu prioritas hidupmu berbeda dan tidak ada yang memaksamu untuk membuatnya menjadi sama dengan orang lain, hanya saja ceramah yang aku dan kau dengar dari edu benar2 ceramah yang  bijaksana, bukan begitu?
Aku berharap kau menaruh Tuhan dan orangtuamu di dalam prioritas hidupmu. Tidak usah memikirkan pernikahan terlebih dahulu hanya saja pikirkanlah mengenai tanggungjawabmu sebagai anak kepada orangtuamu, karena itu hal yang paling akan aku kagumi darimu.
Karir, sekolah dan hobimu boleh kau kejar, pernikahan boleh kau tinggalkan sejenak, namun aku berharap agar Tuhan dan orangtuamu tidak kau lalaikan. 
Aku berharap yang terbaik untuk kehidupanmu. Aku berharap dirimu selalu diberkati dan dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Perihal sikap menolongmu yang hanya ingin menolong orang yang memiliki keinginan untuk menolong dirinya terlebih dahulu sebelum mendapatkan pertolongan orang lain itu memang ada baiknya, tapi kau juga jangan lupa bahwa orang yang memerlukan pertolongan pada umumnya adalah orang yang sudah tidak dapat menolong dirinya lagi. 
Orang yang benar2 sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, karena orang2 yang masih bisa menolong dirinya sendiri biasanya tidak akan meminta pertolongan orang lain, bukan? 
Dan seandainya kau dirugikan karena telah berbuat kebaikan dengan menolong orang lain dan orang lain mengambil keuntungan atasmu, maka percayalah bahwa berkat Tuhan yang jauh lebih banyak dari yang kau berikan kepada orang yang mengambil keuntungan darimu telah dipersiapkan Tuhan bagimu. Percayalah bahwa setiap kebaikanmu walau itu disalahgunakan orang tidak akan pernah berbalik untuk menyakiti dirimu. 
Aku berdoa agar kau selalu berhasil dalam apa yang kau rencakan bagi hidupmu. Sekolahmu, karirmu, masa depanmu, aku akan berdoa yang terbaik bagimu. 
Aku juga tidak pandai mengucapkan ini semua di depanmu. Namun, jika suatu hari nanti kau membacanya, maka aku berharap kau tidak menyesal dalam semua keputusan yang telah kau ambil. 

Satu tahun, kenangan dan rindu

Aku tak tahu apa yang ingin aku sampaikan disini?
Jarak diantara kami semakin terbentang.
Tak dapatkah kembali seperti dulu?
Aku ingin berbincang denganmu.
Tak bisakah kau menawarkan ajakan hanya kepadaku?
Aku ingin pergi berdua saja denganmu.
Tak bisakah hal ini menjadi sebuah kenyataan?
Jika tidak dapat bertemu denganmu di kenyataan, maka mampirlah ke mimpiku.
Aku merindukan sosokmu.
Aku merindukan rasa nyaman berada didekatmu.
Aku merindukan getaran yang terpancar darimu.
Aku merindukan gerakan gelisahmu.
Aku merindukan suara-suara anehmu.
Aku merindukan senyuman samar yang terkadang muncul di wajahmu.
Aku merindukan getaran bahumu saat kau tertawa dengan tidak terdengar.
Aku merindukan semua kebersamaan yang kita lalui setahun ini.
Tak terasa sebentar lagi tanggal 28 Juli.
Mungkin kau tak ingat tapi itu pertama kalinya kita pulang bersama.
Pertama kalinya kau mengantarku sampai rumah.
Pertama kalinya kau dan aku membicarakan banyak hal.
Pertama kalinya aku mengeluarkan keberanianku.
Aku merindukanmu. Begitu merindukanmu sampai rasanya semua hariku terasa hampa.

Jarak

Sejak terakhir kali aku menulis ini, hubunganku dengannya berkurang drastis.
Alasannya sepele. Ada kutipan yang mengatakan bahwa saat kau menjauh dari sekelilingmu, kau dapat melihat orang yang sungguh menyayangimu. Alasannya sederhana, kalau orang itu sungguh mengasihimu maka jika kau menghilang atau menjauh sejenak saja dari orang yang mengasihimu maka orang itu akan mencarimu. Jika fia tidak mencarimu maka orang itu tidak mengasihimu dengan sangat. Kurang lebih begitulah.
Jadi aku memutuskan untuk menaga jarak dengannya. Dia tidak pernah berusaha menghubungiku atau mendekatkan diri kepadaku. Jadi aku sampai kepada kesimpulan dimana dia tidak mengasihiku sedemikian besar sampai layak untuk dijadikan seseorang yang berarti dalam hidupku.
Aku memutuskan untuk berhenti bermimpi. 
Sudah enam bulan aku menikmati semua ini, tapi tidak ada perubahan yang berarti, karenanya aku memutuskan untuk berhenti mengharapkan semuanya berjalan sesuai keinginanku.
Tidak akan ada saat dimana dia mencariku terlebih dulu seperti khayalanku. 
Karenanya mungkin setelah ini aku akan memfokuskan tulisan-tulisan di blogku ini dengan hal-hal lain yang bermanfaat dan jelas bukan mimpi. 

A nightmare

Saya bermimpi buruk tadi malam.
Saya bermimpi kalau dia dan diaaaaa....(ekhem, jangan emosi!) 
---------------- keterangan : dia yg pertama adalah orang yang kepadanya saya bertepuk sebelah tangan dan diaaaaaa.... yang kedua adalah perempuan yang selalu selalu selalu muncul dan membuat saya cemburu. Perempuan yang sudah sering saya sebutkan di blog akhir2 ini. Pfftt...
Bukan bermaksud menghina perempuan tersebut, hanya saja kenapa dia selalu muncul disaat yang tidak tepat dan merusak semua kebahagiaan saya. Baiklah, mungkin saya cuma sedikit sensitif atau terlalu banyak berpikir, namun kejadian dimana perempuan ini muncul dan mengacaukan segalanya bukan hanya terjadi satu dua kali tapi seriiinnnggggg.....!!!!! Ughhh....!!!

Baiklah, jadi inti mimpi saya adalah bahwa dia dan diaaa pergi liburan berdua ke Bali. 
Mimpi itu begitu menyedihkan dan seakan membuat saya menyadari mungkin...mungkin mereka memang sebaiknya bersama dan bukan saya yang bersama dengan dia.
Mungkin mimpi ini ingin memberikan kepada saya sebuah kesadaran bahwa saya dan dia tidak cocok bersama atau apalah itu. Ah, menjengkelkan!!! 

Awal dari saya menyukai dia juga karena mimpi. Dia muncul di mimpi saya sebanyak 3 kali. Sejak saat itu saya menjadi penasaran kepadanya dan berusaha mengenalnya dan mengalami hal bertepuk sebelah tangan ini. Ternyata karena dimulai dengan mimpi hal ini harus berakhir juga dengan mimpi ya...? 


Saya di mimpinya

Hal ketiga yang ingin saya ceritakan adalah bahwa saya ada di mimpinya.
Dia bilang bahwa dia mimpi hal yang aneh.
Katanya, dia mimpi dia dan saya makan sushi bersama dan tagihannya sangat mahal.
Oke, saya kesal dibagian sini, karena dia bilang dia setelah melihat tagihannya yang mahal ia meninggalkan saya. Dan bagian ini membuat saya tertawa, karena dia pergi meninggalkan saya dengan memakai baju Ironman. 

Mimpinya aneh, seaneh dia. hahaha.
Tapi setidaknya dia memimpikan saya. 
Saya pikir selama ini hanya saya yang menemukan dirinya didalam mimpiku.
Lalu setelah saya senang saya mulai bertanya-tanya akan mimpinya.

Satu, dia bilang dia makan berdua saya? Kenapa hanya berdua? Rasanya kalau soal makan, kami jarang makan berdua, baiklah pernah sekali sampai duakali dan itu sudah cukup lama berlalu. tapi, dia juga tidak cerita sih kapan mimpi ini dialami olehnya. 
Dua, dia meninggalkan saya? Dengan baju Ironman? Apa itu berarti dia berasa seorang Tony Stark? HAHAHA itu membuat saya tertawa, dia menganggap dirinya Tony Stark tapi dia tidak sanggup membayar makanan? Seorang sekaya Tony Stark? HAHAHA 
Tiga, tidak sopan sekali ya, dia meninggalkan saya? Apa dalam kenyataan jika hal yang sama terjadi dia akan tetap meninggalkan saya? Jika iya, saya rasa jawaban yang saya butuhkan sudah jelas. 
Yang perlu dilakukan oleh saya mungkin menerima kenyataan dengan sedewasa mungkin, kali ini tidak akan ada lagi hal konyol yang akan aku perbuat seperti masa lalu. Namun, bagaimana jika tidak? Bagaimana jika dia tetap akan berada bersama saya? Apakah saya akan menjadi seseorang perempuan yang berbahagia? Aku tidak tahu.

27 & 29 May

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari liburan, bukan?
Ya, tanggal merah dan jalan bersama seseorang yang kau kasihi itu sangat menyenangkan.

27 May.
Hari itu benar-benar sangat cerah, bahkan cenderung panas, sangat panas dan gerah yang tidak dapat ditolerir lagi. Kami, aku, dia dan temanku yang lain, pergi ke tempat rekreasi.
Sejujurmya tidak ada hal yang menarik selama satu hari itu kecuali aku melihatnya banyak tersenyum seperti anak kecil dan itu menyenangkan. Sangat menyenangkan walaupun secara keseluruhan hari itu penuh kesalahan pemilihan tempat bermain. Permainan pertama yang kami naiki benar-benar tidak sesuai denganku. Hehe. Aku tidak ingin menceritakan hal ini, tapi aku ingin menuliskan bahwa aku senang melihatnya menemukan hal untuk mengganggu dan menggodaku. Saya rasa dia cukup puas hari itu, mengingat betapa banyak fotoku yang diambil diam-diam olehnya. 

29 May. 
Hari kemarin juga sangat cerah dan lagi-lagi tidak ada yang perlu diceritakan karena tidak ada hal yang khusus terjadi. Jadi sebenernya untuk apa saya menuliskan ini? Karena aku ingin mengingat bahwa dua hari ini aku lalui bersama dengannya dan dengan teman-teman yang lain. Dan selama aku melalui hari-hari bersama dengan dia, aku mempelajari sedikit hal-hal baru tentang dia. Jadi hal pertama yang aku temui dari dia hari itu adalah ia tidak memakan "pork" setidaknya di depanku. Jujur saja aku senang, entah dia tidak memakan itu karenaku atau tidak. Tapi saya merasa dihargai olehnya, segitu saja saya sudah senang. Hal kedua yang saya tahu bahwa dia mau membantu mengambilkan foto untuk tindakan saya yang memalukan (sayangnya ini tidak jadi kenyataan, karena temanku yang lain yang membantuku mengambilkan foto). Tapi untuk kesediaannya mengambilkan aku foto itu sangat menyenangkan hatiku. Sayang dia tidak mau berjalan bersamaku sehingga saya sedikit merasa bahwa dia tidak serius ingin membantuku, tapi saya tahu dia orang yang tidak pernah bohong. Semoga saya bisa mempercayai hal ini. Hal ketiga saya akan menceritakannya di blog berikutnya.

Hal yang sedikit tidak menyenangkan yang saya tahu tentang dia hari kemarin adalah :
Saya sudah tahu dia agak sedikit tidak peduli dengan orang lain tapi kali ini saya kembali menyaksikan ketidakpeduliannya lagi setelah sekian lama. Dia meninggalkan teman-temannya untuk melakukan hal yang disukainya, dan hal ini sedikit menyebalkan. Selain itu dia sulit sekali mengekspresikan dirinya dan saya berharap dia sedikit ekspresif dalam menyampaikan ketidaksukaan atau kekesalannya atau kesenangannya saat dia senang. Saya berharap dia dapat berubah tidak lama lagi dan selain itu saya berharap saya dapat segera mengetahui jawaban yang aku butuhkan. 

It's not like me

Saya gak pernah tahu bahwa jauh di dalam diri saya, saya adalah seorang yang sangat...sangat...SANGAT...pencemburu. Dan perasaan cemburu ini begitu menyiksa saya sampai saya merasa diri saya sangatlah buruk. Dia / pria seialan itu bukan pria saya, bukan pacar saya dan bukan sahabat saya. Dia hanya seorang teman dalam batasan batu benar-benar kenal pribadinya selama 5 bulan. Walau begitu perasaan tertarik saya kepadanya dimulai dari 4 tahun yang lalu. Rasa tertarik ini semakin berkembang dan harus saya akuinp, mau tidak mau, hal ini sebenarnya bukanlah hal yang menyenangkan, tapi ya, saya menyukainya. Bukan tertarik secara fisik, tapi saya tertarik ingin mengenal sifat dan sikapnya lebih lanjut. Fisiknya secara keseluruhan bukanlah sebuah hal yang penting dalam memenuhi kriteria saya akan pria.

Pria sialan ini (oh entah kenapa saya menyukai panggilan ini) benar-benar membuat saya tidak lagi mengenal diri saya sebagai seorang yang tidak pencemburu. Saya bukan tipe pencemburu, tapi sejak pria sialan ini mulai masuk sebagai teman saya, saya menemukan betapa mudahnya saya cemburu akan hal-hal sepele yang diperbuatnya.

Salah satu contohnya seperti ini : 
Saya dan pria sialan ini juga beberapa teman yang lain tergabung dalam sebuah grup media sosial. Dalam media tersebut kami mengobrol bersama-sama dan tertawa serta bercanda bersama-sama. Lalu tiba-tiba, salah seorang teman kami, (yang sejak saat ini akan saya panggil dengan perempuan pukat harimau) itu mengatakan bahwa sie perlengkapan untuk acara yang akan kami lakukan minggu depan akan diurus oleh si pria sialan. Lalu pukat harimau itu menuliskan lagi, bahwa setelah pria sialan itu selesai dan harus pergi, ia / pukat harimau ini yang akan meneruskan pekerjaan si pria sialan.

Reaksi saya saat membaca tulisan ini adalah WTF? 
Kenapa pukat harimau ini tahu kalau besok si pria sialan akan pergi? Kemana dia akan pergi, kenapa saya tidak tahu? Dan tiba-tiba saya merasa cemburu dan ingin membakar sesuatu. (oke, ini berlebihan, tapi saya benar-benar ingin melakukan sebuah tindakan ekstrim untuk melampiaskan perasaan cemburu saya). Saya mencoba bertanya namun pria sialan ini menjawab dengan jawaban yang tidak masuk akal. Baiklah, saya hanya perlu diam dan berpura-pura tidak terjadi apa. Tapi tahukah kalian bersikap seolah-olah tidak ada masalah itu sangatlah sulit. Padahal baru semalam aku merasa bahagia karena dia melakukan pembicaraan pribadi denganku melalui sosial media, atau jangan-jangan dia hanya menggunakanku untuk mendekati perempuan pukat harimau ini...?!

Aaaarrggghhhh..... Sampai dia benar-benar mempergunakan saya untuk perbuatan tercela ini dan membuat saya dilingkupi perasaan cemburu yang saya sendiri rasanya ingin muntah karena perasaan ini, saya tidak akan memaafkannya. Tidak akan lagi mau berteman dengannya ataupun mengenalnya.
Ini sungguh-sungguh menyakitkan. Aaaarrrgghhh... Kenapa peristiwa ini selalu terjadi kepada saya sih?
Tak bisakah dia hanya menyukaiku? Atau hanya memikirkanku? Ppfttt....sebuah harapan semu.

Apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menjadi diri saya yang semula? Menjadi seseorang yang hidup tanpa rasa cemburu dengan teman yang bukan siapa-siapa saya ini...?
Fuuuhhh.....


                                         


Atau mungkin seperti gambar diatas, bahwa saya menyukai orang yang salah dam meiliki perasaan suka kepadanya dengan terlalu banyak? Atau mungkin.... Atau mungkin... Atau mungkin... Saat ini berjuta kemungkinan yang bermain dikepala saya yang menyebabkan saya tidak menjadi diri saya sendiri.

Posisi yang sama

Wiii... Tidak tahu kenapa, namun tampaknya tulisan saya akan dirinya akan semakin bertambah dalam waktu-waktu ke depan. Apa yang akan saya tuliskan kali ini berbeda dari yang sudah-sudah. Ini sebuah interaksi, antara saya dengan dirinya. Antara kami.

Saya pernah menuliskan sebuah status pada sebuah media sosial mengenai apa yang saya tidak sukai saat acara kumpul keluarga pada saat pergantian tahun. Status saya ini kemudian di 'screen capture' olehnya. Dan dipergunakan untuk meledek saya karena saya tidak menyukai topik pembahasan yang selalu berulang pada malam pergantian tahun tersebut.

Topiknya adalah pernikahan. Sebuah lembaga yang disahkan oleh Tuhan dan negara atas bersatunya dua insan berlainan jenis sebagai suami istri dalam mahligai rumah tangga. Sebuah awal baru dalam kehidupan orang muda dan sebuah akhir bagi kebebasan makhluk sosial. Pernikahan bukan sekedar lembaga tetapi juga kursus atau sekolah baru yang akan mengajarkan manis pahitnya sebuah alur kehidupan. Baiklah mungkin ini sedikit terdengar pesimis, namun saya memang tidak terlalu optimis dalam hal pernikahan. Bagaimanapun, pernikahan adalah sebuah hal yang sulit dan butuh usaha ekstra keras agar dalam menjalaninya tidak timbul penyesalan.

Bagi saya yang hampir seumur hidup memiliki gelar 'being single being happy', setiap kali topik menikah dibahas rasanya dunia seakan berwarna abu-abu. Tentu saja abu-abu karena saya tidak tahu harus menjawab apa? Saat ditanya kapan, hal pertama yang terbersit adalah calonnya saja tak punya, jd bagaimana bisa 'kapan' itu berlangsung?

Jadi status bodoh itu tertulis oleh saya dan di-'screenshoot' olehnya. Hal konyol yang terjadi adalah pada kemarin malam, secara personal dia mengirimkan hasil 'screen capture' yang sudah lewat 5 bulan itu kepada saya melalui sebuah sosial media. Hal pertama yang saya lakukan adalah tertawa karena jujur saja, saya sudah melupakan hal tersebut, namun dia masih menyimpannya. Hal kedua yang menurut saya luar biasa adalah saat dia memberitahukan kepada saya posisi dirinya sama dengan posisi saya pada malam pergantian tahun tersebut, bahwa kita sama-sama dicecar oleh pertanyaan mengenai pernikahan. Tentu saja hal ini sangat lucu. Dan tentunya menarik.

Dia yang memiliki komitmen belum ingin menikah dalam jangka waktu dekat disuruh agar segera memiliki pasangan. Hahaha. Ini menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi dia bercerita kepada saya secara personal. (Apakah saya boleh merasa Ge-eR?). Entah apa maksudnya menceritakan hal ini kepada saya? Apakah ingin saya men-support-nya? Atau apakah dia sedang butuh teman curhat? Atau ingin saya tahu bahwa posisi kita sama, sehingga kita wajib saling membantu? Atau apakah dia ingin kami bekerjasama (dalam hal ini berpura-pura pacaran). Hahaha apapun itu saya senang.

Sejujurnya, yang saya harapkan adalah kami membentuk sebuah koalisi. Tidak masalah kami berpura-pura berperan sebagai teman dekat di depan kedua orangtua kami, yang terpenting adalah agar pertanyaan keramat itu tidak selalu terlontar dalam setiap percakapan. Walaupun daripada pura-pura saya lebih ingin bisa berpasangan dengan dia secara nyata. Apa boleh buat, saya menyukai dia kok, tapi dia tidak menganggap saya menarik, well, itu juga apa boleh buat. Hahaha.

Walaupun saya tertawa, saya juga terluka saat tahu saya tidak menarik dalam pandangannya. Hm. Hidup itu memang begitu kan? Tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan, hanya saja saya cukup senang bahwa posisi kami sekarang sama. Sama-sama dicecar pertanyaan keramat. Yah, harapan saya sih, kami masing-masing dapat menemukan seseorang yang terbaik untuk berada di samping kami dan bersedia mendampingi kami sampai maut memisahkan kami dari pasangan kami tersebut. 

Atau mungkin kami benar-benar dapat menjadi pasangan dan akan bersama sampai maut memisahkan kami...? Hahahaha jangan terlalu dibawa serius, hal ini tidak akan terjadi tanpa adanya keinginan dari kedua belah pihak, bukan?

Becandaan yang gak lucu

Selama sejarah saya punya teman saya tidak pernah mengomentari cara mereka bercanda dengan saya. Saya merasa mereka bebas mengutarakan semua hal-hal yang lucu dengan saya. Apapun itu saya tahu bahwa bercandaan kami masih memiliki batasan-batasan dalam perkataan ataupun tindakan sehingga tidak melukai hati sesama kami manusia.

Ada beberapa hal yang saya pahami dalam hidup ini, bahwa ada kalanya bercanda seseorang dapat terlalu berlebihan dan menyebabkan pihak lain mengalami rasa tersinggung atau tidak dihargai dan bahkan tersakiti. Sejujurnya saya bukan tipe yang mudah marah karena hal sepele. Hanya saja jika mood saya sedang dalam keadaan yang tidak bisa berkompromi dan ada seseorang yang bercanda terlalu berlebihan dengan saya, saya ingin segera memaki orang tersebut.

Alkisah, ada seorang pria yang dalam hidup saya ini memiliki peranan yang penting. Baiklah, saya menyukai laki-laki sialan itu. Sialan adalah kata yang tepat untuk mengungkap kekesalan saya akan segala tindakannya yang berupa "candaan" tapi mengesalkan hati saya. Pria sialan ini entah kenapa selalu tepat memilih waktu untuk membuat saya bertambah kesal saat sedang kesal, atau bertambah bahagia saat sedang bahagia.

Bercandaannya yang kelewatan namun masih bisa saya jadikan hal yang menyenangkan hati adalah ketika sekitar tengah malam, ia mengirimkan gambar seekor udang gemuk dengan posisi meringkuk di atas mie dalam sebuah mangkok. Gambarnya tidak lucu, namun tulisannyalah yang membuat tertawa, ia menuliskan bahwa gambar itu seperti saya yang meringkuk seorang diri di malam hari. Well, pada dasarnya saya single memang kenyataan dan hal itu tidak menyulitkan saya, karenanya gambar itu dapat saya artikan lucu. Menghibur dan cerdas. Kelewatan karena mengandung sindirian tapi tidak menyebabkan saya murka.

Saya selalu merasa bahwa pria sialan ini, mungkin hanya butuh teman, butuh pendengar setia yang mau mendengar keluh kesahnya, butuh perhatian dari sesama teman yang seumuran atau lain sebagainya. Pria ini tidak akan saya sebut sebagai pria sialan, jika ia tahu bagaimana caranya bercanda dengan sopan dan menyenangkan seperti gambar pertama tadi. Tapi kali kedua dia mengirimkam gambar hasil editannya, mau tidak mau saya terpaksa menyebutnya menjadi pria sialan dari pria tersayang.

Gambar yang kedua berupa editan. Tidak mengerti kenapa dia suka mengedit gambar, yah itu hak masing-masing semua orang dengan hobinya masing. Oke, gambar editan yang kedua adalah saya mau kalian membayangkan (mohon maaf disini tidak ingin melibatkan unsur SARA) tiga orang perempuan termasuk saya didalamnya diedit mengenakan jilbab. Menurut saya hal itu sama sekali tidak lucu. Terumatama karena muka saya sangat...sangat tidak sesuai. Dia mengambil foto saya yang paling jelek, ya saya tau dia memang sengaja dan berniat melucu, tapi maaf saja mas sialan, mood saya sedang tidak merasa tergugah untuk tertawa karena editan murahan saudara. 

Oke, ini terkesan perkataan saya agak kejam dan menghina dia, tapi saat ini saya sedang dalam kondisi marah, tentu saja saya akan memakinya, walaupun lewat tulisan blog ini. Alasan kedua saya marah adalah saya tidak suka dengan dia menggunakan simbol dari agama lain sebagai alat bercandaan bagi teman-temannya. Saya ini memiliki keluarga yang unik, kami keluarga besar memiliki perbedaan suku dan agama dan kami saling menghormati satu dengan yang lain. Ini juga yang membuat saya murka kepada pria sialan itu. Bercandaan yang tidak dapat ditolerir, murahan dan menyebalkan.

Seandainya dia membaca ini dan dia tidak tahu apa sedang saya bicarakan, saya berharap dia sadar dan tidak mengulanginya. Sadar itu hal yang baik, dan jangan membenci saya karena saya terlalu frontal membahas dirimu disini. Saya juga sedang belajar memaafkan dirinya, semua ini proses bukan. Dia belajar dan saya juga belajar, dan saya harap baik dia dan saya suatu saat dapat bertindak lebih dewasa dalam hal bercanda. 



Berlagak Kencan...

Lagak dapat diartikan sebagai gaya atau berpura-pura atau menirukan atau melakukan sebuah tindakan yang tidak memiliki arti yang sebenarnya.
Contohnya kira-kira seperti ini :
Lagaknya seperti orang kaya saja, dia tidak kaya tapi kelakuannya meniru orang kaya. 

Dalam kasus yang saya alami hari Minggu lalu, saya berlagak kencan.
Tentu saja ini bukan kencan yang sesungguhnya. 
Atau apakah makan berdua dengan seorang laki-laki dapat disebut sebagai kencan betulan? 
Hmm... Saya tidak dapat memastikan. 
Akan tetapi dari sisi saya pribadi, saya akan menganggap itu sebagai kencan atau lebih tepatnya saya berlagak kencan.

Alasannya sederhana, saya mengajaknya dan ia menerima ajakan. Lalu dia menentukan tempat pertemuan dan saya menemuinya di tempat janjian. Kami makan bersama (setidaknya kami duduk berhadapan) lalu kami ke toko buku (the best part of this fake date). 

Kenapa toko buku menjadi hal yanb paling baik yang terjadi hari itu? 
Kembali alasannya sederhana, karena kencan di toko buku itu impian saya dari masih kecil.
Entahlah, saya begitu menyukai buku, karenanya kencan di toko buku atau di perpustakaan atau ditempat-tempat yang kekanakan seperti taman bermain, danau atau hal-hal semacamnya menjadi tempat kencan impian saya.

Hal menarik disini adalah saya memang sudah lama tidak membeli buku. Karenanya hari itu saya ingin membeli beberapa buku (tanpa maksud mengharapkan dirinya membelikan saya buku). Hal menyenangkan pertama adalah saat ia memotret voucher toko buku miliknya dan bersedia memberikannya kepadaku. Tidak tahu hal ini penting untuk diceritakan atau tidak tapi menurut saya hal ini lucu. Lucu karena dalam pikiran saya, sesaat terbersit keinginan untuk meminta voucher itu drinya sebelum dia memotretnya. Menarik bukan...? Seolah dia tahu apa yang saya pikirkan saat itu juga.

Hal menarik berikutnya adalah karena saat di toko buku di bagian komik, saya menemukan buku-buku komik yang terjatuh. Saya berjongkok untuk mengumpulkan komik-komik itu, dan tanpa saya harapkan dia juga berjongkok dan memunguti komik-komik tersebut. Oke, kalian bisa bilang saya gila atau memiliki imajinasi terlalu luas, tapi saat kami berjongkok untuk memungut komik-komik itu, situasi kami miril seperti iklan atau film-film yang menampilkan awal dari sebuah kisah cinta (chessy memang) tapi saya menyukainya. Apalagi ketika tangan kami hampir bersentuhan (oke, mungkin yang ini hanya khayalan saya, mihihihihi...) 

Selanjutnya ucapannya saat mengatakan "udah, segitu aja...?" 
Dia berucap seperti itu saat saya sudah mengambil dua buah buku dan hendak membayar ke kasir. Entah apa maksud ucapannya tapi saya suka cara dia mengucapkannya. Dalam imajinasi saya, saya merasa dia ingin saya mengambil lebih banyak buku dan dia yang akan membayarnya. (Hahaha, oke saya bukan cewek matre, hanya saja saya lebih suka diberikan banyak buku oleh seseorang ketimbang diberikan sesuatu seperti tas, baju atau lain-lain) karenanya saat dia berkata seperti itu saya mengkhayalkan yang tidak-tidak. Ah, saya benar-benar menyukai hari Minggu lalu.

Tapi saat sekitarmu membahagiakan ada hal-hal yang akan meruntuhkannya, bukan?
Saat pulang, dia berucap lagi :"Ada yang nganbek, misi berhasil." (Baiklah ini saya tidak mencuri dengar, tapi dia berkata begitu disebelah saya tentu saja saya mendengarnya)
Seketika saya tanggap bahwa ada orang lain yg dia maksudkan, dan orang itu bukan saya.
Nampaknya saya kurang lebih memahami apa yang terjadi.
Saya kesal, cemburu mungkin.
Pfftt, pria disebelah saya ini bukan milik siapa-siapa, kenapa saya harus cemburu?
Entahlah, tapi mood saya langsung menjadi tak menyenangkan.


Sudahlah, makanya saya berkata berlagak kencan.
Setidaknya saya punya pengalaman berdua dengan seseorang yg saya sukai di toko buku.
Setidaknya itu lebih dari cukup.
Semoga saja....








Tidak Mengerti

Aku tidak mengerti. Emosi yang turun naik bagaikan menaiki sebuah permainan di taman hiburan ini, aku tidak mengerti lagi. Perasaan sebentar senang sebentar sedih hanya karena satu kata darimu atau dari sikapmu, aku sungguh tidak mengerti lagi.

Kau menunjukkan sikap manis kepadaku, dan aku merasa aku perempuan paling bahagia di alam semesta. Tidak selang berapa waktu, kau bersikap dingin dan aku merasa aku perempuan paling merana sedunia. 

Jangan janjikan kepadaku apapun kalau kau tidak dapat mengingatnya dan menepatinya. Jangan berkata :"mau kujemput atau tidak?" kepadaku. Jangan ingat semua kata-kataku, jangan duduk disebelahku kalau kau tidak punya perasaan apa-apa untukku. 

Hatiku terlalu lemah dan berat untuk memulai sesuatu saat ini. Luka lama yang aku alami sembuh namun tidak menghilang. Masih tampak bekas goresan dihatiku dan jangan tambah lagi lukaku dengan ketidakpastian darimu.

Kalau kau ingin menjemputku, jemputlah. Kalau kau ingin aku menunggumu, katakan kepadaku, maka aku akan menunggu. Jangan bilang terserah, aku ingin dengar pendapatmu. Aku ingin dengar isi hatimu, keluh kesahmu, kekesalanmu, ceritakan saja agar aku mengerti dirimu. 

Aku tidak mengerti. Seberapa dalam aku memikirkannya aku tidak mengerti. Aku ingin menjauh darimu, tapi aku tidak bisa. Aku tidak mengerti, hatiku, otakku, tubuhku, semua memiliki keinginan sendiri-sendiri untuk menjauh darimu dan tidak ingin menjauh darimu. 

Aku...







































Aku sekalipun tidak mengerti, aku senang kau mengajakku melakukan banyak kegiatan bersama. Aku senang duduk disebelahmu. Mendengar hembusan nafasmu dan suara tertawamu. Aku tersenyum mengingatnya. Tersenyum sekaligus terluka. 

Bahagia

Apa yang akan kutulis kali ini? 
Kau tahu, sejak akhir Januari kita sering menghabiskan banyak waktu bersama-sama. Jujur saja sejak saat itu, kau mulai mengalami perubahan. Aku senang. Sangat senang. 

Aku senang aku bisa mendengar suaramu. Aku senang aku bisa mendengar ceritamu. Aku senang aku bisa mengenalmu lebih lagi. Aku senang aku bisa berdoa bagimu.

Walaupun mungkin nanti kita tidak biaa bersama, aku merasa tidak apa-apa. Aku senang bisa mengenalmu lebih lagi dan berteman denganmu.

Aku minta maaf karena untuk menarik perhatianmu, aku mengungkit kisah lama ku dengan teman kanak2ku. Aku hanya ingin melihat reaksimu. Aku ingin kau cemburu, tapi ternyata tidak. Haha.

Aku berharap, aku tahu isi hatimu dan apa yang ada di kepalamu mengenai diriku. Aku ingin mengambil sebuah tindakan. Aku ingin mengutarakan isi hatiku, jika kau mungkin sedikit menyukaiku. Jika kau tidak menyukaiku, aku ingin tetap berteman denganmu.


Aku bahagia, kau mengingatku. Aku bahagia saat kau menyebut namaku. Aku bahagia saat kau memperhatikanku. Aku bahagia jika kau menolongku, menasihatiku, mengomeliku dan menggodaku. 

Aku bahagia melihatmu tersenyum dan tertawa. Aku bahagia bisa didekatmu. Setiap kali melihatmu aku tahu darahku mengalir lebih cepat, otakku menjadi sedikit kosong, dan senyumanku menjadi lebih lebar. Aku menyukai diriku yang terkadang harus mengaku kalah padamu. 

Aku bahagia bersamamu. Apakah kau bahagia bersama denganku?

Look at me, not her




Okay, i've admitted that i'm a jelous bitch ever. Hahaha. 

Ya, mungkin cemburu itu nama tengah saya sekarang. Tapi apapula yang dapat kau lakukan dengan rasa cemburumu saat kau tahu bahwa dia bukan milikmu. Saat kau tahu bahwa perasaan yang kau miliki untuk dia bukanlah perasaan cinta yang berbalas. Tidak. Kau hanya bertepuk sebelah tangan saja. 

Jadi apa yang dapat kau lakukan agar dia tidak memperhatikan perempuan lain. Apa yang kau lakukan agar dia tidak melirik perempuan lain atau menyukai perempuan lain..? tidak ada kan..!!?
Tentu saja tidak ada yang dapat kau lakukan, kecuali menyimpan baik2 rasa cemburumu dan menguburnya dalam-dalam. Kau menyimpannya dengan seksama agar tidak ketahuan olehnya dan memasang senyum dimukamu. 
Dan pada malam-malam dimana kekesalanmu sudah bertumpuk kau akan menangis meraung-raung dan membulatkan tekad untuk mengakhiri perasaanmu kepadanya. Yang kau tahu dengan jelas kau tidak akan pernah dapat melakukannya. 

Kau hanya seorang hipokrit dan pengecut.Kau bodoh dan takut tertolak. Kau belajar untuk ikhlas tapi kau gagal melakukannya. Ya, tentu saja. Kapan kau akan menuju perubahan kalau kau selalu mengulangi kesalahan yang sama. Kapan kau akan berani melangkah dan memutuskan untuk tidak mendengarkan pendapat orang lain akan perasaanmu?

Tak bisakah kau memfokuskan pandanganmu kepadaku dan hanya kepadaku. 

Chaos

Apa yang paling kau sesali dalam hidup ini? Jika aku mendapatkan pertanyaan seperti ini, aku pasti akan menjawab :" Tidak ada." Akan tetapi semua orang punya penyesalan dalam hidupnya. Jadi aku mulai berpikir dan mengingat2 kejadian yang sudah lalu. Ah, pikirku. Kurasa penyesalanku adalah jatuh cinta kepadamu tiga tahun yang lalu. 

Perasaan yang dimulai dengan keingintahuan mengenai dirimu sekarang berubah menjadi sebuah lumpur hisap. Perasaan cinta itu menyeretku semakin dalam dan semakin dalam dan semakin dalam. Aku takut tenggelam. Bukan tenggelam kepada perasaan sayangku kepadamu, bukan. Aku takut tenggelam kepada perasaan cemburu yang setiap hari membuatku tidak bisa berpikir jernih. Perasaan cemburu yang membuat hatiku terasa perih seperti tertusuk ribuan jarum.  Tentu saja kau tidak mengetahui hal ini. Kau bahkan tidak mengetahui kalau aku menyukaimu.

Karena perasaanku kepadamu menjadi tidak terkontrol aku menjadi takut. Aku takut perasaan ini akan menjadi bumerang bagiku. Aku takut perasaan ini bukan hanya menyakitiku tapi dapat juga melukaimu. Aku senang kau menganggapku teman sekarang. Aku tidak mau hal ini berubah. Setidaknya tidak sekarang. Mungkin suatu hari nanti saat aku sudah siap melangkah menjauhimu. 

Sampai saat itu, Maafkanlah aku. Sesudah saat itu, lupakanlah kau punya seorang teman sepertiku.
Jangan pernah ingat wajahku atau namaku. 
Lupakan aku sepenuhnya. 

Story-telling

Ada satu hal yg selama ini tidak pernah terpikirkan namun terjadi. Hal yg dimulai dari awal tahun itu kini menjadi suatu kelanjutan yang seakan tiada habisnya. Sejujurnya aku sendiri tidak keberatan dengan semua ini. Bahkan dapat dikatakan aku bahagia. Setiap hari minggu sejak akhir bulan Januari kemarin, aku punya tim random yang lainnya. Ada teman-teman yang selalu bersama denganku menghabiskan hari minggu. Aku senang, setidaknya aku tidak menghabiskan akhir pekan seorang diri. Hanya saja, aku benar-benar semakin bingung dengan diriku dan perasaanku. Aku menikmati semua kebersamaanku dengannya, bahkan dia lebih terbuka denganku akhir2 ini. Kami bercanda dan tertawa bersama. Namun, apa iya perasaanku ini masih perasaan cinta kepadanya?

Satu hal lagi yang aku tak habis pikir adalah aku belum mendapatkan pekerjaan. Aku benar-benar butuh pekerjaan. Tak bisakah aku seperti mereka bangun setiap pagi di hari Senin dan berjuang menghadapi lalu lintas ibukota yang menggila untuk bekerja dan pada akhir minggu bersama-sama pergi dan berjalan-jalan sambil melepas penat seminggu dengan bercerita?  Ah aku benar-benar ingin mengalami hal itu. 

Rindu, Waktu dan Penantian

Dahulu atau mungkin dua tahun yang lalu aku pernah menuliskan di blog ini betapa tidak pentingnya orang-orang yang menuliskan angka jam seperti 22.22 atau 11.11 untuk mengungkapkan kerinduan mereka kepada orang lain atau untuk memberitahukan orang lain bahwa mereka memikirkan orang tersebut.

Waktu itu tak pernah terpikir olehku bahwa saat seseorang merindukan orang lain, waktu berjalan sangat lambat. Orang yg dipenuhi kerinduan itu terus menunggu kapan datangnya waktu untuk bertemu, sehingga mereka berulang kali melihat jam yang kemungkinan besar adalah jam yg terdapat pada hp mereka. 

Waktu itu aku tampaknya belum mengerti arti kata rindu yang begitu menyiksa batin dan jiwa. Saat aku tersadar aku merindukan seseorang begitu dalamnya aku terus menerus melihat jam dan menemukan diriku mendapati angka 11.11 atau 22.22. Sekarang aku mengerti bahwa hidup tanpa kehadiran seseorang itu dapat terasa begitu hampa dan menyakitkan. Aku baru menyadari bahwa diriku sekarang tampaknya semakin mencintaimu dibandingkan dua tahun yang lalu. Karena akhir-akhir ini setiap hari berlalu dengan penuh penantian akan waktu dimana kita dapat bertemu. Akan waktu dimana rindu ini dapat terpecahkan hanya dengan menatap wajah dan mendengar suaramu. 

Saat ini aku sadar bahwa rasa rindu yang begitu kuat dapat menjelma melalui angka-angka yang menunjukkan waktu. Ah, saat ini pun aku rindu padamu.

Mimpi dan kenyataan

Terkadang berusaha untuk bersikap biasa dan tidak ada apa-apa denganmu sangat susah. Hal pertama adalah karena sikapmu juga yang membuat keadaan semakin bertambah kacau. Setiap aku berbicara kau sering sekali mencuri pandang ke arahku. Sebenarnya hal ini bukan masalah besar tp setidaknya jgn sampai orang lain memergokimu sedang melihat ke arahku secara terus menerus. Kalau kau merasa omonganku itu lucu maka tertawalah dengan suara jgn senyum-senyum dan tertawa tanpa suara seperti itu. 

Tahu tidak kenapa kali ini harus tentang mimpi lagi? Karena kali ini bukan diriku yg memimpikanmu, melainkan temanku (temanmu juga). Kau tahu apa yg teman kita katakan kepadaku? Teman itu berkata kalau dirinya bermimpi dan sedang bertanya padamu, siapakah yg akan kau pilih antara aku atau perempuan yg selalu menyambar seperti bensin itu? dan kau menjawab bahwa kau memilihku. hmm... entah aku harus senang atau sedih karena tidak lama setelah temanku menceritakan mimpinya, kau pun menjabarkan cerita mengenai kriteria pasangan hidup yg kau ingini..

Bukan orang batak. Ini kriteria pertama yg kau sebutkan. Cukup satu kalimat ini saja sudah membuat aku merasa putus asa, bodoh. Kenapa kau harus menginginkan seorang perempuan yv bukan dari tanah kelahiranmu...? yasudahlah. Mungkin memang kita harus melangkah secara terpisah. 

Tidak suka yg kepo..? apa pula yg kriteria kedua ini. Siapa yg tdk suka diperhatikan? Kau ingin punya seseorang  pasangan yg tdk kepo dengan urusanmu, lalu apa artinya berpacaran? 

Pintar...? Hukum relativitas Einstein...? Yeah right...! jelas saja.. sampai kapan kau akan menemukan perempuan dengan tiga kriteria ini...? Kecuali perempuan itu seorang robot. :p

Pada intinya aku kesal sekali mendengar kriteriamu. Karena selain aku tidak termasuk dalam kriteriamu, sekuat apapun aku berusaha untuk tidak kepo dan menjadi pintar, aku tetap tidak  bisa merubah diriku menjadi seseorang yg bukan orang batak. --"

Dan aku merasa tersadar dalam setiap mimpi kau mungkin saja memilihku namun dalam setiap kenyataan aku tahu bahwa kesempatan untuk mewujudkan mimipi itu memang tidak akan pernah ada. 



#hufffttt

Nggak Boleh

Dari awal Januari yang indah, tampaknya sampai saat ini semua masih berjalan dengan baik. Setelah dirinya main ke rumah di awal tahun, kira2 dua minggu yg lalu dia jg main lagi ke rumah dan tampaknya dia mulai terbiasa dengan datang ke rumahku. Aku harus bilang apa selain aku senang. Sangat senang. 

Percakapan diantara kami walaupun tidak terlalu berkembang setidaknya semakin menjurus ke arah pernikahan atau urusan rumah tangga. Baiklah, ini mungkin hanya khayalanku, tapi komentarnya di sosial media mengenai diriku yang sudah pantas jdi ibu itu berada tepat di perasaan senang dan susah. Tentu senang kalau ada orang yg berkata bahwa kita sudah cocok memerankan peran sebagai ibu, tp susahnya adalah jika orang yang berkata sdh cocok jd ibu itu orang yg kusukai dan aku tdk tahu perasaannya terhadapku.

Jadi, hari ini seperti malam minggu pada umumnya semua berkumpul sambil membicarakan masa depan. Seperti biasanya juga imajinasiku berkembang dengan cepat. Siapa juga yang tidak suka berimajinasi? Dan seperti biasanya hobiku adalah berbicara dengan suara nyaring agar dia bisa mendengar omonganku walau sepertinya dia tengah dalam kesibukan yang lain. 

Seperti biasa obrolan tentang perempuan batak muncul ke permukaan dan seorang teman perempuanku berkata bahwa jika adiknya (laki-laki) sudah berkeluarga maka jika ada acara seperti hari-hari besar, temanku itu harus datang ke rumah adiknya dengan membawa arsik ikan mas (sebutan untuk makanan khas orang batak). Berhubung ini berkaitan dengan masak memasak yg jelas walau saya suka memasak bukan juga dibilang bidang saya, jd saya berkata bahwa jika nanti saya sudah menikah maka saat saya harus dateng ke rmh abang-abang saya pd hari-hari besar, saya akan datang dengan tangan hampa. Siapa yang sangka kalau setelah saya berkata demikian, saya mendengar dirinya berkata dengan suara keras bahwa saya tdk bisa melakukan hal itu. Dia bilang : "Nggak Bisa...!!!" Haha siapa yg sangka dia perhatian amat sama apa yg harus saya bawa kalau berkunjung ke rumah saudara. --"

Lalu, temen saya bilang kalau dia terus menerus menatap saya sambil tersenyum, bukan berarti saya tdk menyadari hal itu sih, tapiiiii.... bukankah dari dulu dia suka curi-curi pandang terus sama saya. Entah saya yg kepedean atau benar, tp ini bukan pertama kalinya ada orang yg mengatakan kalau dia suka sesekali melihat saya secara diam-diam. 

Saat saya mengungkapkan kriteria pria yg saya sukai. Saya tahu dia menyimal dengan baik dan lagi-lagi saya kena dikerjai olehnya, baru saja saya menerima wa yg isinya adalah rekaman pembicaraan melalui kriteria pria idaman saya dari dia. Ternyata selain menyimak kau merekamnya juga. Baiklah, tapi itu belum semuanya loh, ada 2 kriteria lagi yang harus kau tahu jika kau menyukaiku. Aku suka pria yang percaya dan setia. Selain itu aku suka pria yg mengajakku keluar untuk kencan, apaboleh buat walau tampak luar saya seperti seorang feminis sejati, tampak dalamnya masih sosok yang konvensional kok alias kolot. :D

Karenanya aku menunggu. Cepatlah kau bertindak. 

Satu Januariku

1 Januari 2014. 
Jam 03.55, gerimis.
Tidak ada tanda-tanda bahwa di pagi hari pertama di tahun baru ini, kami anak-anak muda akan melakukan ritual jalan-jalan seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Kabar yang kuterima adalah bahwa tidak ada anak-anak kaum muda yang berkumpul. Jadi kuputuskan untuk tidur. Percuma juga mengharapkan hal-hal yang menyenangkan terjadi hari ini, pikirku. Kenapa? karena kemungkinan untuk bertemu dengannya di tahun baru sudah nyaris hilang.

Pukul 08.00
Handphone berdering. Seseorang tampaknya ngotot sekali ingin berbicara denganku. Ah, salah satu dari temanku yang selalu mengajakku keluar di tahun baru. 

Berita yang kudapat adalah mereka sedang dalam perjalanan ke rumahku. Tentu saja ada dia. ok. Kalang kabut, sudah jelas. Gugup, SANGAT.
Mereka tiba. Apa-apaan ini? Mereka bertamu ke rumahku pagi-pagi? Apa penampilanku aneh? Ok, tak ada gunanya juga memikirkan itu, lakukan saja hal terbaik yang bisa kukerjakan. Menjamu mereka. 

Pukul 08.30
Akhirnya kami meluncur juga. Arah tujuan : tidak jelas. Berakhir di toko yang menghidangkan daging yang tidak akan kumakan (haram, mungkin). Syukurlah dia tidak memakan daging tersebut. Itu akan sangat menyeramkan. Akhirnya, aku membagi telur dengannya. Telurnya aneh. (wekss)

Pukul 10.30
Kami sudah berada di salah satu mall di Jakarta Selatan. Muter-muter sampai akhirnya kami masuk dan duduk untuk menikmati kopi (yg pertama di tahun baru, setidaknya yg pertama untukku).
Peserta perjalanan bertambah satu orang. 

Pukul 12.10
Perjalanan dilanjutkan. Akhirnya kembali lagi ke rumahku. Yah, keinginan mereka memang sulit untuk ditolak. Mereka teman-teman yang akan selalu ada di dekatku (jd, aku tdk dapat menolak mereka). Sejujurnya, rasa senangku lebih besar. Membayangkannya berada di rumahku di hari pertama di awal tahun ini, membuatku senang. Baiklah, gugup dan senang. Ingin melakukan yang terbaik buatnya. Baiklah, ini berlebihan, tapi, ya, aku sangat ingin membuatnya merasa nyaman di rumahku. 

Aku tidak bisa membaca pikirannya, tapi kuharap tidak ada perkataanku yang menyinggungnya. Semoga saja. Aku senang bisa melihatnya berada disekitarku sepanjang hari ini. Rasanya benar-benar nyaman. (Mungkin ini hanya imajinasiku, tapi aku rasa dia juga nyaman di dekatku, atau mungkin juga tidak).

Baiklah apapun itu, aku senang, sangat...sangaaattt... sangaaattttttt... senang. hehe. Kulihat dia menikmati ada di rumahku. Semoga dia akan lebih sering datang bermain (tanpa ada maksud apapun juga, ku harap kami bisa berteman).

Pukul 15.45
Hari yang menyenangkan. Mereka menyudahi kunjungannya dan pulang. Ah, rasanya aku tidak ingin dia pulang, haha, baiklah ini hal yang tdk mungkin. 
Aku juga senang, orangtuaku tidak bicara yang aneh-aneh. Kurasa gertakanku di acara kumpul-kumpul Batak semalam ada hasilnya juga. #fiuh. 

Sekarang sudah tanggal dua, semoga aku bisa cepat bertemu dengannya lagi. 

Hello 2014

Halo 2014... Annyeong... 💃

Seperti biasa, saya terjebak di sini. Acara ritual batak tiap akhir menyambut awal tahun, you know what i mean mandok hata. Damn...! 
Sekilas info saja, ehem, patah hati terus seneng, patah hati terus seneng, sebenarnya siapa yang mau tarik ulur siapa sih? Kenapa posisi saya begiti menyedihkan di akhir dan awal tahun ini.

Dengan mudahnya laki2 yang saya sukai membuat suasana hati saya ini naik turun seperti permainan jet coaster. Hari Minggu dengan mudahnya dia memperlihatkan entah itu lelucon atau serius ngegombal sama perempuan lain -  hati saya langsung mencelos dan saya sedih. Lalu Senin kemudian Selasa, pergantian tahun, dia memberikan sedikit perhatian kepadaku melalui wa, aku sudah senang seperti ini. Baru sebentar aku menangis dan tiba2 aku merasa jatuh cinta lagi. Bah...! Otakku pasti sudah korslet. 

Sekian sekilas info, semoga perasaan ini tidak sering berubah-ubah lagi. :)