Story-telling

Ada satu hal yg selama ini tidak pernah terpikirkan namun terjadi. Hal yg dimulai dari awal tahun itu kini menjadi suatu kelanjutan yang seakan tiada habisnya. Sejujurnya aku sendiri tidak keberatan dengan semua ini. Bahkan dapat dikatakan aku bahagia. Setiap hari minggu sejak akhir bulan Januari kemarin, aku punya tim random yang lainnya. Ada teman-teman yang selalu bersama denganku menghabiskan hari minggu. Aku senang, setidaknya aku tidak menghabiskan akhir pekan seorang diri. Hanya saja, aku benar-benar semakin bingung dengan diriku dan perasaanku. Aku menikmati semua kebersamaanku dengannya, bahkan dia lebih terbuka denganku akhir2 ini. Kami bercanda dan tertawa bersama. Namun, apa iya perasaanku ini masih perasaan cinta kepadanya?

Satu hal lagi yang aku tak habis pikir adalah aku belum mendapatkan pekerjaan. Aku benar-benar butuh pekerjaan. Tak bisakah aku seperti mereka bangun setiap pagi di hari Senin dan berjuang menghadapi lalu lintas ibukota yang menggila untuk bekerja dan pada akhir minggu bersama-sama pergi dan berjalan-jalan sambil melepas penat seminggu dengan bercerita?  Ah aku benar-benar ingin mengalami hal itu. 

Rindu, Waktu dan Penantian

Dahulu atau mungkin dua tahun yang lalu aku pernah menuliskan di blog ini betapa tidak pentingnya orang-orang yang menuliskan angka jam seperti 22.22 atau 11.11 untuk mengungkapkan kerinduan mereka kepada orang lain atau untuk memberitahukan orang lain bahwa mereka memikirkan orang tersebut.

Waktu itu tak pernah terpikir olehku bahwa saat seseorang merindukan orang lain, waktu berjalan sangat lambat. Orang yg dipenuhi kerinduan itu terus menunggu kapan datangnya waktu untuk bertemu, sehingga mereka berulang kali melihat jam yang kemungkinan besar adalah jam yg terdapat pada hp mereka. 

Waktu itu aku tampaknya belum mengerti arti kata rindu yang begitu menyiksa batin dan jiwa. Saat aku tersadar aku merindukan seseorang begitu dalamnya aku terus menerus melihat jam dan menemukan diriku mendapati angka 11.11 atau 22.22. Sekarang aku mengerti bahwa hidup tanpa kehadiran seseorang itu dapat terasa begitu hampa dan menyakitkan. Aku baru menyadari bahwa diriku sekarang tampaknya semakin mencintaimu dibandingkan dua tahun yang lalu. Karena akhir-akhir ini setiap hari berlalu dengan penuh penantian akan waktu dimana kita dapat bertemu. Akan waktu dimana rindu ini dapat terpecahkan hanya dengan menatap wajah dan mendengar suaramu. 

Saat ini aku sadar bahwa rasa rindu yang begitu kuat dapat menjelma melalui angka-angka yang menunjukkan waktu. Ah, saat ini pun aku rindu padamu.

Mimpi dan kenyataan

Terkadang berusaha untuk bersikap biasa dan tidak ada apa-apa denganmu sangat susah. Hal pertama adalah karena sikapmu juga yang membuat keadaan semakin bertambah kacau. Setiap aku berbicara kau sering sekali mencuri pandang ke arahku. Sebenarnya hal ini bukan masalah besar tp setidaknya jgn sampai orang lain memergokimu sedang melihat ke arahku secara terus menerus. Kalau kau merasa omonganku itu lucu maka tertawalah dengan suara jgn senyum-senyum dan tertawa tanpa suara seperti itu. 

Tahu tidak kenapa kali ini harus tentang mimpi lagi? Karena kali ini bukan diriku yg memimpikanmu, melainkan temanku (temanmu juga). Kau tahu apa yg teman kita katakan kepadaku? Teman itu berkata kalau dirinya bermimpi dan sedang bertanya padamu, siapakah yg akan kau pilih antara aku atau perempuan yg selalu menyambar seperti bensin itu? dan kau menjawab bahwa kau memilihku. hmm... entah aku harus senang atau sedih karena tidak lama setelah temanku menceritakan mimpinya, kau pun menjabarkan cerita mengenai kriteria pasangan hidup yg kau ingini..

Bukan orang batak. Ini kriteria pertama yg kau sebutkan. Cukup satu kalimat ini saja sudah membuat aku merasa putus asa, bodoh. Kenapa kau harus menginginkan seorang perempuan yv bukan dari tanah kelahiranmu...? yasudahlah. Mungkin memang kita harus melangkah secara terpisah. 

Tidak suka yg kepo..? apa pula yg kriteria kedua ini. Siapa yg tdk suka diperhatikan? Kau ingin punya seseorang  pasangan yg tdk kepo dengan urusanmu, lalu apa artinya berpacaran? 

Pintar...? Hukum relativitas Einstein...? Yeah right...! jelas saja.. sampai kapan kau akan menemukan perempuan dengan tiga kriteria ini...? Kecuali perempuan itu seorang robot. :p

Pada intinya aku kesal sekali mendengar kriteriamu. Karena selain aku tidak termasuk dalam kriteriamu, sekuat apapun aku berusaha untuk tidak kepo dan menjadi pintar, aku tetap tidak  bisa merubah diriku menjadi seseorang yg bukan orang batak. --"

Dan aku merasa tersadar dalam setiap mimpi kau mungkin saja memilihku namun dalam setiap kenyataan aku tahu bahwa kesempatan untuk mewujudkan mimipi itu memang tidak akan pernah ada. 



#hufffttt