Harapan Vs Kenyataan (2)

Setelah tanggal 30 sialan itu aku mulai memikirkan bahwa mengharapkanmu adalah sebuah kesalahan yang amat besar. Sebuah kebodohan yang luar biasa membiarkan perasaanku diatur naik dan turun oleh kebaikan dan perhatianmu kepadaku.

Niatku adalah membuat kau juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan, namun kenyataannya adag aku sekali lagi menemukan diriku dibodohi oleh harapan kepadamu.

Aku menginginkan hadiah itu darimu.
Aku menginginkan buku itu darimu.
Hanya darimu.
Aku mengira, tidak, aku berharap kau akan memberikannya untukku.
Ya, aku sekali lagi membiarkan harapanku melambung tinggi.
Dan... BRAKKK!!!
Aku menemukan diriku terjatuh ke dasar, dipenuhi dengan kesakitan dalam hati yang tidak dapat diungkapkan.
Aku menemukan diriku dipenuhi rasa malu yang sangat besar karena lagi-lagi aku dengan bodoh mengharapkanmu.

Pada akhirnya kebodohanku membuatku sadar bahwa ada banyak orang-orang yang mengasihiku. Mengapa aku harus selalu memikirkanmu? Mengapa aku tidak memikirkan mereka yang mengasihiku?

Aku mendapatkan buku itu, bukan darimu. Bukan dari orang yang kuharapkan. Namun, setidaknya dari orang yang mengasihiku. Mengingatku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar