Satu Januariku

1 Januari 2014. 
Jam 03.55, gerimis.
Tidak ada tanda-tanda bahwa di pagi hari pertama di tahun baru ini, kami anak-anak muda akan melakukan ritual jalan-jalan seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Kabar yang kuterima adalah bahwa tidak ada anak-anak kaum muda yang berkumpul. Jadi kuputuskan untuk tidur. Percuma juga mengharapkan hal-hal yang menyenangkan terjadi hari ini, pikirku. Kenapa? karena kemungkinan untuk bertemu dengannya di tahun baru sudah nyaris hilang.

Pukul 08.00
Handphone berdering. Seseorang tampaknya ngotot sekali ingin berbicara denganku. Ah, salah satu dari temanku yang selalu mengajakku keluar di tahun baru. 

Berita yang kudapat adalah mereka sedang dalam perjalanan ke rumahku. Tentu saja ada dia. ok. Kalang kabut, sudah jelas. Gugup, SANGAT.
Mereka tiba. Apa-apaan ini? Mereka bertamu ke rumahku pagi-pagi? Apa penampilanku aneh? Ok, tak ada gunanya juga memikirkan itu, lakukan saja hal terbaik yang bisa kukerjakan. Menjamu mereka. 

Pukul 08.30
Akhirnya kami meluncur juga. Arah tujuan : tidak jelas. Berakhir di toko yang menghidangkan daging yang tidak akan kumakan (haram, mungkin). Syukurlah dia tidak memakan daging tersebut. Itu akan sangat menyeramkan. Akhirnya, aku membagi telur dengannya. Telurnya aneh. (wekss)

Pukul 10.30
Kami sudah berada di salah satu mall di Jakarta Selatan. Muter-muter sampai akhirnya kami masuk dan duduk untuk menikmati kopi (yg pertama di tahun baru, setidaknya yg pertama untukku).
Peserta perjalanan bertambah satu orang. 

Pukul 12.10
Perjalanan dilanjutkan. Akhirnya kembali lagi ke rumahku. Yah, keinginan mereka memang sulit untuk ditolak. Mereka teman-teman yang akan selalu ada di dekatku (jd, aku tdk dapat menolak mereka). Sejujurnya, rasa senangku lebih besar. Membayangkannya berada di rumahku di hari pertama di awal tahun ini, membuatku senang. Baiklah, gugup dan senang. Ingin melakukan yang terbaik buatnya. Baiklah, ini berlebihan, tapi, ya, aku sangat ingin membuatnya merasa nyaman di rumahku. 

Aku tidak bisa membaca pikirannya, tapi kuharap tidak ada perkataanku yang menyinggungnya. Semoga saja. Aku senang bisa melihatnya berada disekitarku sepanjang hari ini. Rasanya benar-benar nyaman. (Mungkin ini hanya imajinasiku, tapi aku rasa dia juga nyaman di dekatku, atau mungkin juga tidak).

Baiklah apapun itu, aku senang, sangat...sangaaattt... sangaaattttttt... senang. hehe. Kulihat dia menikmati ada di rumahku. Semoga dia akan lebih sering datang bermain (tanpa ada maksud apapun juga, ku harap kami bisa berteman).

Pukul 15.45
Hari yang menyenangkan. Mereka menyudahi kunjungannya dan pulang. Ah, rasanya aku tidak ingin dia pulang, haha, baiklah ini hal yang tdk mungkin. 
Aku juga senang, orangtuaku tidak bicara yang aneh-aneh. Kurasa gertakanku di acara kumpul-kumpul Batak semalam ada hasilnya juga. #fiuh. 

Sekarang sudah tanggal dua, semoga aku bisa cepat bertemu dengannya lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar