Juni

Juni 2017

Kupikir sudah saatnya menutup kisah ini.
Awalnya aku juga tidak menyangka bahwa ini harus berakhir. Kupikir ada saatnya kisah ini bisa berlanjut. 

Sisi melankolis menarikku hari ini.
Biasanya dia tidak menjauhiku separah ini. Tapi hari ini dia beranjak setiap kali aku duduk di dekatnya.

Ah, seandainya aku tahu akan sesakit ini, mungkin aku tak akan memulai.
Namun, bukan penyesalan namanya jika ia datang di awal.

Semuanya akan memudar seiring waktu. Aku berharap seperti itu.
Semoga aku baik-baik saja. 

April

April...

Coba kuingat. Seberapa banyak judul film yang aku tahu menggunakan kata April.

1. April Fool
2. Enchanted April
3. April's Shower
4. April Snow
5. Your Lie in April

Sepertinya masih banyak lagi, tapi aku tidak bisa menuliskan semuanya.

Haruskah aku menambahkan satu judul lagi? 

Ada apa di bulan April?

Ada apa? Itu sebuah pertanyaan yang berulang-ulang muncul dibenakku. 

Ada apa? 

Kenapa?


Aku harus bagaimana?



Lalu bagi yang ingin tahu kenapa? Aku tidak ingin menceritakannya.


Mungkin saja ini suatu kesalahan.
Bisa jadi aku sedang dalam suatu kesalahpahaman.



Bisa jadi... aku delusi sesaat.









Febuary

Kisah ini adalah milik bulan Febuari. Walaupun sekarang ia sudah berlalu.


Bulan Febuari adalah bulan kesedihan.
Tidak ada hari kulalui tanpa melihat langit menangis.

Subuh ke pagi, pagi ke siang, siang ke sore, sore ke malam, malam kembali lagi ke subuh. Dalam waktu yang berbeda-beda ia terus menangis.


Di saat kupikir kondisinya baik-baik saja, dia mulai menjadi gelap, kilat mulai merobek awan dan langit pun mulai menangis. 

Langit, mengapa kau harus selalu sendu dan sedih? Tak tahukah kau kalau aku turut merasakan kesedihanmu?


Tidak ada yang akan mempercayai, kalau seorang AKU dapat menangis tersedu-sedu dihadapannya.


Kejadian itu terjadi pada suatu hari yang cerah. Awan berwarna putih seperti habis dicuci, langit pun sedang tersenyum kepadaku, jadi aku balas tersenyum kepadanya.


Aku duduk dalam ruangan bernuansa krem dan merah. Menghadap sebuah layar monitor yang kecil lalu menatap layar monitor besar dikejauhan. 


Aku sibuk mendengarkan dan mencatat pelajaran hari itu. Sampai ada sebuah pertanyaan terlontar dari pembicara. "Apakah kamu sudah benar-benar mengampuni orang yang menyakiti hatimu?"


Lalu aku melirik ke arahnya dan...









... (perasaan sakit apa ini menusuk dan merobek hatiku) pikirku.




Apakah aku belum memaafkannya? Setelah sekian lama hal itu berlalu.




Lalu aku mulai menangis. 
Seperti langit diluar sana juga menangis.
Aku mulai tersedu-sedu. 
Menundukkan kepalaku dan membiarkan butiran-butiran hangat membasahi pipiku.


Tanpa menyadari kalau dia sedang menatapku dengan tatapan heran dan tak percaya.



Aku tak tahu jika ia menatapku. Aku tak tahu jika ia memperhatikanku.


Temanku yang mengatakannya. Temanku berkata dirinya tampak terkejut melihatku menangis.




Maaf, tapi langitpun menangis dan aku tidak terkejut dengan kejadian itu.
Aku juga ingin menangis bebas seperti langit. Tanpa kenal waktu dan tempat. Aku ingin bisa menumpahkan isi hati dan kepenatan hidupku seperti langit.


Tangisanku membuat perasaanku yang gelap menjadi putih bersih seperti awan yang habis dicuci. 



Terimakasih, langit.






Januari

Januari.


Bulan pertama. Bulan awal. Bulan yang tepat untuk membuka atau menjalani sesuatu yang baru. Bulan yang sesuai untuk melangkah maju dan tidak lagi berdiri memandang masa lalu.


Bulan yang seharusnya menjadi titik balik bagi seseorang. Bulan yang seharusnya dipenuhi oleh harapan dan ide-ide baru.


Aku juga berharap bahwa Januari akan membawaku ke titik itu. Sebuah awal yang baru yang akan kujalani, kali ini dengan tekad bahwa semua akan baik-baik saja tanpa dirimu. 


Harapan dan kenyataan memang sering tidak sejalan. Sepertinya mereka pernah bermusuhan di masa lalu, sehingga sampai sekarang pun mereka masih belum bisa saling memaafkan apalagi menjadi sejalan. 


Begitulah awal tahun baruku di 2017. 

Harapan : aku bisa melalui tahun baru ini dengan lembaran baru tanpa bersinggungan dengannya.


Kenyataan : baru beberapa hari menjalani  hari-hari indah di tahun baru ini, aku sudah menghabiskan lebih dari satu hari bersamanya. 


Jadi bagaimana hari-hariku kedepan? Aku ingin merasakan awal yang baru. Harapan yang baru, kenyataan yang baru. Tanpa dirinya. 



Semoga Febuari akan memberikan jawabannya. 












Hi 2017

Hi 2017, 

Nice to meet you~ 
Be nice and good to me...


Well, even you're not i still have my God. 
He will guide me and walk with me in this 2017. 



Cheers, 

End of 2016

I've been thinking lately, 2016 is a best year in my life. 

Full of love, laugh, hope and blessing~ 
Good K-Dramas, Nice weather, Delicious food, Lovely friends, co-worker and boss, and overall i love this year because...






God is good, all the time~ ❤️