Alur lain dari Rurouni Kenshin

Rurouni Kenshin atau yang sebagian orang mengenalnya dengan sebutan Samurai X. 
Anime ini menemani saya di usia belasan tahun, membuat saya tergila-gila akan Jepang. Selain itu anime ini mendekatkan saya dengan seseorang. Seorang kenangan masa lalu, bagian dari masa-masa cinta pertama (mungkin), bagian dari kehidupanku, bahkan sampai sekarang nampaknya Rurouni Kenshin masih mendekatkan kami. Orang itu orang yang selalu penuh kejutan. Hidupnya, pola pikirnya, sudut pandangnya selalu berhasil mengejutkanku. Kalau bersama dengan dia saya bisa memastikan bahwa hidup saya tidak akan pernah bosan. Saya dan dia bersahabat (mungkin) atau setidaknya hubungan kami adalah teman cerita yang akan membahas banyak hal. 

Jadi anime Rurouni Kenshin ini diangkat ke layar lebar sebagai film live action di tahun 2012, dan tahun ini (2014) kembali dilanjutkan dengan film live action ke-2 dan ke-3nya. Biasanya saya dan dia - atau mungkin saya akan memanggilnya botchan, hahaha - jadi biasanya saya dan botchan selalu membahas semua film atau drama yang telah kami tonton. Adakalanya saya dan botchan berbeda pendapat dan berdebat hanya karena hal sepele namun pada akhirnya saya dan botchan selalu menyudahi percakapan dengan tertawa. 

Kali ini botchan ada di kota lain. Kami tidak dapat menonton film ini di waktu yang bersamaan, karena kota dimana botchan tinggal tidak ada yang menyuplai film ini atau film ini belum masuk ke kota dimana botchan berada. Sebagai teman yang selalu menceritakan segalanya kepada botchan, saya tetap nekat menceritakan isi film lanjutan live action Rurouni Kenshin ini, tidak peduli apakah botchan akan marah atau tidak. Tapi saya kenal botchan, botchan tidak akan marah untuk sesuatu yang sepele, untuk hal ini saya mengakui bahwa secara kedewasaan mental saya berada di bawah botchan. 

Hari ini saya mengobrol lagi dengan botchan. Entah bagaimana percakapan kami selalu ngawur namun berujung dengan saling menasihati dan berbagi tawa. Setelah percakapan ngawur kesana kemari, botchan mengangkat topik mengenai film Rurouni Kenshin ini. Botchan bilang kalau dirinya belum sempat menonton film ini, lalu saya menceritakan bahwa untuk film ketiganya yang akan tayang bulan Oktober mendatang akan ada satu adegan yang sama sekali tidak muncul di anime ataupun di manga. Aku bilang bahwa dalam trailer film ketiganya ada bagian dimana Kenshin akan dijatuhi hukuman pemenggalan kepala oleh para petinggi dan ini sama sekali tidak masuk akal karena tidak ada di anime ataupun di manga. Saat sedang meluapkan kekesalan akan film ini, botchan tiba-tiba tertawa dan menuliskan bahwa jangan-jangan Kenshin itu akan dibunuh Kaoru karena ternyata dia selingkuh dengan Megumi. 

HAHAHAHA, mau tak mau tawaku meledak juga... Botchan memang ahli mengarang cerita dan kadang kami suka membuat alur-alur cerita yang tidak masuk akal dalam kehidupan kami atau orang-orang disekitar kami. Lalu kami akan tertawa bersama saat tahu bahwa alur karangan kami begitu konyol dan tak masuk akal.

Botchan juga menuliskan alur lainnya bahwa sebenarnya Yahiko adalah anak dari Kenshin dan Megumi. Hahahaha... Mau tidak mau aku harus ikut menuliskan alur karanganku. Aku menuliskan bahwa Kenshin sebenarnya mencintai Sanosuke (it's mean Kenshin is a gay) hahaha - dan hubungannya dengan Kaoru hanya untuk mempertahankan image laki-laki sejati saja. 
Botchan tertawa dengan alurku dan menambahkan bahwa sebenarnya yang lebih kocakh adalah Kenshin menyukai Sanosuke dan Saito menyukai Kenshin (semacam cinta segitiga antar lelaki) hahahahaha dan botchan mengakhiri dengan emoticon 🙀. HAHAHAHA... Ini benar2 alur cerita yang konyol. Namun, alur ini karangan botchan mampu membuatku melupakan kekesalanku akan film ketiga yang akan datang.


Begitulah botchan, dia selalu punya seribu satu cara untuk membuat orang tertawa dan aku salah satu yang menyukai sisi humornya. Humor botchan terkadang benar2 tidak masuk akal namun aku tetap merasa lucu. Entahlah, bagiku botchan adalah temanku saat ini, namun sepertinya ada perasaan spesial yang selalu kumiliki untuk botchan. Walaupun perasaan itu tidak akan membawaku lebih jauh dari seorang teman. Aku bisa berteman seperti ini terus dengan botchan saja sudah cukup bagiku. Hehehe... ✌️😆✌️

First Call

Ketika dirimu sudah sampai kepada sebuah kepastian bahwa dia tidak menyukaimu atau tidak tertarik kepadamu lebih dari sekedar teman, maka kau akan mengalami sebuah perasaan tertekan. Tertekan karena apa yang selama ini kau harapkan menjadi kenyataan berubah menjadi sesuatu yang melawanmu dan kau harus bisa menerimanya dengan sepenuh hati. Jadi inilah yang kualami beberapa hari terakhir sejak aku menuliskan blog terakhirku. Aku tertekan dengan berbagai perasaan dan kenyataan. Dan disaat diriku sedang tenggelam dalam ketidaknyamanan akan keberadaanmu dan sedang menata pikiranku bahwa kau tidaklah lebih dari seorang teman bagiku, kau selalu berhasil mencuri hatiku kembali.


Agustus yang lalu, aku berusaha mengabaikanmu sebisaku. Mengabaikanmu di whatsapp grup, mengabaikanmu di line, mengabaikan postingan path-mu, mengabaikan postingan FB ataupun twitter. Aku mencoba mengabaikanmu sebisaku, mengabaikanmu saat malam minggu, mengabaikanmu pada hari minggu, mengabaikanmu di jumat malam dan hari-hari lainnya aku menolak untuk memikirkanmu. Kenyataannya selama bukan Agustus aku bisa menerima hidupku tanpamu, tanpa kehadiranmu. Tapi mengapa kau tidak mengabaikanku juga? Mengapa kau justru semakin mendekat dengan cara-cara yang tidak bisa kupahami.


Aku bisa mengerti mengapa kau selama sebulan kemarin mengirimkan twitter atau komentar di postingan FB-ku, itu semata-mata kita membicarakan hal yang kita sukai yaitu, Rurouni Kenshin. Lalu aku membalas twitter dan komen FB-mu seminimal mungkin. Namun, kau bukannya justru memahami maksudku, kau malah semakin sering melakukan kegiatan di semua sosial yang berhubungan denganku. Kau menuliskan komen di postingan Lineku, kau memberikan muka "laugh" di postingan pathku, kau bahkan tidak keberatan dibujuk rayu oleh teman2 untuk datang bersama mereka dan  menjemputku ke rumah, Jumat malam kemarin. Untuk apa? Apa benar hanya untuk makan di kopitiam yang terletak di dekat rumahku? Kenapa kau tidak menyarankan kepada mereka untuk makan di sekitar lingkungan Jakarta Selatan saja? Mengapa kau mau menjemputku?


Aku memasukan kutipan ini ke path-ku.
         

Dan kau memberikan gambar seperti ini 😜 sebagai komentarmu. Apa kau tahu maksudku menaruh postingan ini? Aku ingin menjauhimu. Bukan karena aku membencimu, tapi karena alasan yang ketiga. Aku takut semakin jatuh hati kepadamu, kau tahu...?! Aku ingin maju, meneruskan hidupku, yang tidak ada dirimu di dalamnya, karena kau tidak ingin aku ada di dalam hidupmu. Aku tidak mau menangis lagi karenamu, bodohku yang selalu membuatku tersenyum.


Aku menyayangimu, itu hal yang mutlak. Kau tidak menyayangiku, itu juga sebuah hal yang mutlak. Aku tidak bisa mengubah hatimu, kalau kau tidak mengijinkan hatimu sendiri untuk berubah. Hey, tuan robotku tersayang, aku ini hanya berusaha untuk bisa selalu disisimu walau itu hanya sebagai temanmu. Jadi jangan buat hatiku goyah. Karena Sabtu kemarin, kau sudah sukses merusak pertahananku. Itu pertama kalinya kau meneleponku, kau tahu? Kau tahu betapa hatiku langsung mencelos karena melihat namamu di layar hpku? Kau mengulanginya lagi hari Minggu kemarin, kau meneleponku lagi? Kenapa? Bukankah biasanya kau tidak mau meneleponku, bukankah kau lebih suka menelepon teman yang lain dibandingkan meneleponku? Aku sudah sampai di titik terakhir pertahananku. Kau merusak semuanya. Maaf, tapi kali ini kau harus menyiapkan dirimu sebaik mungkin, karena aku akan tetap menyukaimu. Kali ini tidak hanya sekedar menyukaimu, aku akan berjuang membuatmu menyukaiku. Sesusah apapun itu tuan robotku tersayang, persiapkanlah dirimu. Karena aku akan membuatmu menyesal karena telah merusak pertahananku. 


Tapi, aku bersyukur kau meneleponku, karena jika tidak aku akan tetap menjadi diriku yang bodoh, yang tidak berani dan tidak maju. Kalau nanti kau jadi membenciku sesudah kau tau perasaanku, maka aku minta maaf. Aku tidak pernah bermaksud untuk mengkhianati pemikiranmu mengenai pernikahan, masa depanmu dan lain sebagainya, namun aku juga tidak bisa membohongi diriku lagi. Aku akan memberikanmu jarak dan waktu untuk memahami hatimu dan memahami hatiku. Aku berharap kita tidak pernah menjadi orang asing lagi. Tuan robotku tersayang, aku menyayangimu.