Saya di mimpinya

Hal ketiga yang ingin saya ceritakan adalah bahwa saya ada di mimpinya.
Dia bilang bahwa dia mimpi hal yang aneh.
Katanya, dia mimpi dia dan saya makan sushi bersama dan tagihannya sangat mahal.
Oke, saya kesal dibagian sini, karena dia bilang dia setelah melihat tagihannya yang mahal ia meninggalkan saya. Dan bagian ini membuat saya tertawa, karena dia pergi meninggalkan saya dengan memakai baju Ironman. 

Mimpinya aneh, seaneh dia. hahaha.
Tapi setidaknya dia memimpikan saya. 
Saya pikir selama ini hanya saya yang menemukan dirinya didalam mimpiku.
Lalu setelah saya senang saya mulai bertanya-tanya akan mimpinya.

Satu, dia bilang dia makan berdua saya? Kenapa hanya berdua? Rasanya kalau soal makan, kami jarang makan berdua, baiklah pernah sekali sampai duakali dan itu sudah cukup lama berlalu. tapi, dia juga tidak cerita sih kapan mimpi ini dialami olehnya. 
Dua, dia meninggalkan saya? Dengan baju Ironman? Apa itu berarti dia berasa seorang Tony Stark? HAHAHA itu membuat saya tertawa, dia menganggap dirinya Tony Stark tapi dia tidak sanggup membayar makanan? Seorang sekaya Tony Stark? HAHAHA 
Tiga, tidak sopan sekali ya, dia meninggalkan saya? Apa dalam kenyataan jika hal yang sama terjadi dia akan tetap meninggalkan saya? Jika iya, saya rasa jawaban yang saya butuhkan sudah jelas. 
Yang perlu dilakukan oleh saya mungkin menerima kenyataan dengan sedewasa mungkin, kali ini tidak akan ada lagi hal konyol yang akan aku perbuat seperti masa lalu. Namun, bagaimana jika tidak? Bagaimana jika dia tetap akan berada bersama saya? Apakah saya akan menjadi seseorang perempuan yang berbahagia? Aku tidak tahu.

27 & 29 May

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari liburan, bukan?
Ya, tanggal merah dan jalan bersama seseorang yang kau kasihi itu sangat menyenangkan.

27 May.
Hari itu benar-benar sangat cerah, bahkan cenderung panas, sangat panas dan gerah yang tidak dapat ditolerir lagi. Kami, aku, dia dan temanku yang lain, pergi ke tempat rekreasi.
Sejujurmya tidak ada hal yang menarik selama satu hari itu kecuali aku melihatnya banyak tersenyum seperti anak kecil dan itu menyenangkan. Sangat menyenangkan walaupun secara keseluruhan hari itu penuh kesalahan pemilihan tempat bermain. Permainan pertama yang kami naiki benar-benar tidak sesuai denganku. Hehe. Aku tidak ingin menceritakan hal ini, tapi aku ingin menuliskan bahwa aku senang melihatnya menemukan hal untuk mengganggu dan menggodaku. Saya rasa dia cukup puas hari itu, mengingat betapa banyak fotoku yang diambil diam-diam olehnya. 

29 May. 
Hari kemarin juga sangat cerah dan lagi-lagi tidak ada yang perlu diceritakan karena tidak ada hal yang khusus terjadi. Jadi sebenernya untuk apa saya menuliskan ini? Karena aku ingin mengingat bahwa dua hari ini aku lalui bersama dengannya dan dengan teman-teman yang lain. Dan selama aku melalui hari-hari bersama dengan dia, aku mempelajari sedikit hal-hal baru tentang dia. Jadi hal pertama yang aku temui dari dia hari itu adalah ia tidak memakan "pork" setidaknya di depanku. Jujur saja aku senang, entah dia tidak memakan itu karenaku atau tidak. Tapi saya merasa dihargai olehnya, segitu saja saya sudah senang. Hal kedua yang saya tahu bahwa dia mau membantu mengambilkan foto untuk tindakan saya yang memalukan (sayangnya ini tidak jadi kenyataan, karena temanku yang lain yang membantuku mengambilkan foto). Tapi untuk kesediaannya mengambilkan aku foto itu sangat menyenangkan hatiku. Sayang dia tidak mau berjalan bersamaku sehingga saya sedikit merasa bahwa dia tidak serius ingin membantuku, tapi saya tahu dia orang yang tidak pernah bohong. Semoga saya bisa mempercayai hal ini. Hal ketiga saya akan menceritakannya di blog berikutnya.

Hal yang sedikit tidak menyenangkan yang saya tahu tentang dia hari kemarin adalah :
Saya sudah tahu dia agak sedikit tidak peduli dengan orang lain tapi kali ini saya kembali menyaksikan ketidakpeduliannya lagi setelah sekian lama. Dia meninggalkan teman-temannya untuk melakukan hal yang disukainya, dan hal ini sedikit menyebalkan. Selain itu dia sulit sekali mengekspresikan dirinya dan saya berharap dia sedikit ekspresif dalam menyampaikan ketidaksukaan atau kekesalannya atau kesenangannya saat dia senang. Saya berharap dia dapat berubah tidak lama lagi dan selain itu saya berharap saya dapat segera mengetahui jawaban yang aku butuhkan. 

It's not like me

Saya gak pernah tahu bahwa jauh di dalam diri saya, saya adalah seorang yang sangat...sangat...SANGAT...pencemburu. Dan perasaan cemburu ini begitu menyiksa saya sampai saya merasa diri saya sangatlah buruk. Dia / pria seialan itu bukan pria saya, bukan pacar saya dan bukan sahabat saya. Dia hanya seorang teman dalam batasan batu benar-benar kenal pribadinya selama 5 bulan. Walau begitu perasaan tertarik saya kepadanya dimulai dari 4 tahun yang lalu. Rasa tertarik ini semakin berkembang dan harus saya akuinp, mau tidak mau, hal ini sebenarnya bukanlah hal yang menyenangkan, tapi ya, saya menyukainya. Bukan tertarik secara fisik, tapi saya tertarik ingin mengenal sifat dan sikapnya lebih lanjut. Fisiknya secara keseluruhan bukanlah sebuah hal yang penting dalam memenuhi kriteria saya akan pria.

Pria sialan ini (oh entah kenapa saya menyukai panggilan ini) benar-benar membuat saya tidak lagi mengenal diri saya sebagai seorang yang tidak pencemburu. Saya bukan tipe pencemburu, tapi sejak pria sialan ini mulai masuk sebagai teman saya, saya menemukan betapa mudahnya saya cemburu akan hal-hal sepele yang diperbuatnya.

Salah satu contohnya seperti ini : 
Saya dan pria sialan ini juga beberapa teman yang lain tergabung dalam sebuah grup media sosial. Dalam media tersebut kami mengobrol bersama-sama dan tertawa serta bercanda bersama-sama. Lalu tiba-tiba, salah seorang teman kami, (yang sejak saat ini akan saya panggil dengan perempuan pukat harimau) itu mengatakan bahwa sie perlengkapan untuk acara yang akan kami lakukan minggu depan akan diurus oleh si pria sialan. Lalu pukat harimau itu menuliskan lagi, bahwa setelah pria sialan itu selesai dan harus pergi, ia / pukat harimau ini yang akan meneruskan pekerjaan si pria sialan.

Reaksi saya saat membaca tulisan ini adalah WTF? 
Kenapa pukat harimau ini tahu kalau besok si pria sialan akan pergi? Kemana dia akan pergi, kenapa saya tidak tahu? Dan tiba-tiba saya merasa cemburu dan ingin membakar sesuatu. (oke, ini berlebihan, tapi saya benar-benar ingin melakukan sebuah tindakan ekstrim untuk melampiaskan perasaan cemburu saya). Saya mencoba bertanya namun pria sialan ini menjawab dengan jawaban yang tidak masuk akal. Baiklah, saya hanya perlu diam dan berpura-pura tidak terjadi apa. Tapi tahukah kalian bersikap seolah-olah tidak ada masalah itu sangatlah sulit. Padahal baru semalam aku merasa bahagia karena dia melakukan pembicaraan pribadi denganku melalui sosial media, atau jangan-jangan dia hanya menggunakanku untuk mendekati perempuan pukat harimau ini...?!

Aaaarrggghhhh..... Sampai dia benar-benar mempergunakan saya untuk perbuatan tercela ini dan membuat saya dilingkupi perasaan cemburu yang saya sendiri rasanya ingin muntah karena perasaan ini, saya tidak akan memaafkannya. Tidak akan lagi mau berteman dengannya ataupun mengenalnya.
Ini sungguh-sungguh menyakitkan. Aaaarrrgghhh... Kenapa peristiwa ini selalu terjadi kepada saya sih?
Tak bisakah dia hanya menyukaiku? Atau hanya memikirkanku? Ppfttt....sebuah harapan semu.

Apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menjadi diri saya yang semula? Menjadi seseorang yang hidup tanpa rasa cemburu dengan teman yang bukan siapa-siapa saya ini...?
Fuuuhhh.....


                                         


Atau mungkin seperti gambar diatas, bahwa saya menyukai orang yang salah dam meiliki perasaan suka kepadanya dengan terlalu banyak? Atau mungkin.... Atau mungkin... Atau mungkin... Saat ini berjuta kemungkinan yang bermain dikepala saya yang menyebabkan saya tidak menjadi diri saya sendiri.

Posisi yang sama

Wiii... Tidak tahu kenapa, namun tampaknya tulisan saya akan dirinya akan semakin bertambah dalam waktu-waktu ke depan. Apa yang akan saya tuliskan kali ini berbeda dari yang sudah-sudah. Ini sebuah interaksi, antara saya dengan dirinya. Antara kami.

Saya pernah menuliskan sebuah status pada sebuah media sosial mengenai apa yang saya tidak sukai saat acara kumpul keluarga pada saat pergantian tahun. Status saya ini kemudian di 'screen capture' olehnya. Dan dipergunakan untuk meledek saya karena saya tidak menyukai topik pembahasan yang selalu berulang pada malam pergantian tahun tersebut.

Topiknya adalah pernikahan. Sebuah lembaga yang disahkan oleh Tuhan dan negara atas bersatunya dua insan berlainan jenis sebagai suami istri dalam mahligai rumah tangga. Sebuah awal baru dalam kehidupan orang muda dan sebuah akhir bagi kebebasan makhluk sosial. Pernikahan bukan sekedar lembaga tetapi juga kursus atau sekolah baru yang akan mengajarkan manis pahitnya sebuah alur kehidupan. Baiklah mungkin ini sedikit terdengar pesimis, namun saya memang tidak terlalu optimis dalam hal pernikahan. Bagaimanapun, pernikahan adalah sebuah hal yang sulit dan butuh usaha ekstra keras agar dalam menjalaninya tidak timbul penyesalan.

Bagi saya yang hampir seumur hidup memiliki gelar 'being single being happy', setiap kali topik menikah dibahas rasanya dunia seakan berwarna abu-abu. Tentu saja abu-abu karena saya tidak tahu harus menjawab apa? Saat ditanya kapan, hal pertama yang terbersit adalah calonnya saja tak punya, jd bagaimana bisa 'kapan' itu berlangsung?

Jadi status bodoh itu tertulis oleh saya dan di-'screenshoot' olehnya. Hal konyol yang terjadi adalah pada kemarin malam, secara personal dia mengirimkan hasil 'screen capture' yang sudah lewat 5 bulan itu kepada saya melalui sebuah sosial media. Hal pertama yang saya lakukan adalah tertawa karena jujur saja, saya sudah melupakan hal tersebut, namun dia masih menyimpannya. Hal kedua yang menurut saya luar biasa adalah saat dia memberitahukan kepada saya posisi dirinya sama dengan posisi saya pada malam pergantian tahun tersebut, bahwa kita sama-sama dicecar oleh pertanyaan mengenai pernikahan. Tentu saja hal ini sangat lucu. Dan tentunya menarik.

Dia yang memiliki komitmen belum ingin menikah dalam jangka waktu dekat disuruh agar segera memiliki pasangan. Hahaha. Ini menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi dia bercerita kepada saya secara personal. (Apakah saya boleh merasa Ge-eR?). Entah apa maksudnya menceritakan hal ini kepada saya? Apakah ingin saya men-support-nya? Atau apakah dia sedang butuh teman curhat? Atau ingin saya tahu bahwa posisi kita sama, sehingga kita wajib saling membantu? Atau apakah dia ingin kami bekerjasama (dalam hal ini berpura-pura pacaran). Hahaha apapun itu saya senang.

Sejujurnya, yang saya harapkan adalah kami membentuk sebuah koalisi. Tidak masalah kami berpura-pura berperan sebagai teman dekat di depan kedua orangtua kami, yang terpenting adalah agar pertanyaan keramat itu tidak selalu terlontar dalam setiap percakapan. Walaupun daripada pura-pura saya lebih ingin bisa berpasangan dengan dia secara nyata. Apa boleh buat, saya menyukai dia kok, tapi dia tidak menganggap saya menarik, well, itu juga apa boleh buat. Hahaha.

Walaupun saya tertawa, saya juga terluka saat tahu saya tidak menarik dalam pandangannya. Hm. Hidup itu memang begitu kan? Tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan, hanya saja saya cukup senang bahwa posisi kami sekarang sama. Sama-sama dicecar pertanyaan keramat. Yah, harapan saya sih, kami masing-masing dapat menemukan seseorang yang terbaik untuk berada di samping kami dan bersedia mendampingi kami sampai maut memisahkan kami dari pasangan kami tersebut. 

Atau mungkin kami benar-benar dapat menjadi pasangan dan akan bersama sampai maut memisahkan kami...? Hahahaha jangan terlalu dibawa serius, hal ini tidak akan terjadi tanpa adanya keinginan dari kedua belah pihak, bukan?

Becandaan yang gak lucu

Selama sejarah saya punya teman saya tidak pernah mengomentari cara mereka bercanda dengan saya. Saya merasa mereka bebas mengutarakan semua hal-hal yang lucu dengan saya. Apapun itu saya tahu bahwa bercandaan kami masih memiliki batasan-batasan dalam perkataan ataupun tindakan sehingga tidak melukai hati sesama kami manusia.

Ada beberapa hal yang saya pahami dalam hidup ini, bahwa ada kalanya bercanda seseorang dapat terlalu berlebihan dan menyebabkan pihak lain mengalami rasa tersinggung atau tidak dihargai dan bahkan tersakiti. Sejujurnya saya bukan tipe yang mudah marah karena hal sepele. Hanya saja jika mood saya sedang dalam keadaan yang tidak bisa berkompromi dan ada seseorang yang bercanda terlalu berlebihan dengan saya, saya ingin segera memaki orang tersebut.

Alkisah, ada seorang pria yang dalam hidup saya ini memiliki peranan yang penting. Baiklah, saya menyukai laki-laki sialan itu. Sialan adalah kata yang tepat untuk mengungkap kekesalan saya akan segala tindakannya yang berupa "candaan" tapi mengesalkan hati saya. Pria sialan ini entah kenapa selalu tepat memilih waktu untuk membuat saya bertambah kesal saat sedang kesal, atau bertambah bahagia saat sedang bahagia.

Bercandaannya yang kelewatan namun masih bisa saya jadikan hal yang menyenangkan hati adalah ketika sekitar tengah malam, ia mengirimkan gambar seekor udang gemuk dengan posisi meringkuk di atas mie dalam sebuah mangkok. Gambarnya tidak lucu, namun tulisannyalah yang membuat tertawa, ia menuliskan bahwa gambar itu seperti saya yang meringkuk seorang diri di malam hari. Well, pada dasarnya saya single memang kenyataan dan hal itu tidak menyulitkan saya, karenanya gambar itu dapat saya artikan lucu. Menghibur dan cerdas. Kelewatan karena mengandung sindirian tapi tidak menyebabkan saya murka.

Saya selalu merasa bahwa pria sialan ini, mungkin hanya butuh teman, butuh pendengar setia yang mau mendengar keluh kesahnya, butuh perhatian dari sesama teman yang seumuran atau lain sebagainya. Pria ini tidak akan saya sebut sebagai pria sialan, jika ia tahu bagaimana caranya bercanda dengan sopan dan menyenangkan seperti gambar pertama tadi. Tapi kali kedua dia mengirimkam gambar hasil editannya, mau tidak mau saya terpaksa menyebutnya menjadi pria sialan dari pria tersayang.

Gambar yang kedua berupa editan. Tidak mengerti kenapa dia suka mengedit gambar, yah itu hak masing-masing semua orang dengan hobinya masing. Oke, gambar editan yang kedua adalah saya mau kalian membayangkan (mohon maaf disini tidak ingin melibatkan unsur SARA) tiga orang perempuan termasuk saya didalamnya diedit mengenakan jilbab. Menurut saya hal itu sama sekali tidak lucu. Terumatama karena muka saya sangat...sangat tidak sesuai. Dia mengambil foto saya yang paling jelek, ya saya tau dia memang sengaja dan berniat melucu, tapi maaf saja mas sialan, mood saya sedang tidak merasa tergugah untuk tertawa karena editan murahan saudara. 

Oke, ini terkesan perkataan saya agak kejam dan menghina dia, tapi saat ini saya sedang dalam kondisi marah, tentu saja saya akan memakinya, walaupun lewat tulisan blog ini. Alasan kedua saya marah adalah saya tidak suka dengan dia menggunakan simbol dari agama lain sebagai alat bercandaan bagi teman-temannya. Saya ini memiliki keluarga yang unik, kami keluarga besar memiliki perbedaan suku dan agama dan kami saling menghormati satu dengan yang lain. Ini juga yang membuat saya murka kepada pria sialan itu. Bercandaan yang tidak dapat ditolerir, murahan dan menyebalkan.

Seandainya dia membaca ini dan dia tidak tahu apa sedang saya bicarakan, saya berharap dia sadar dan tidak mengulanginya. Sadar itu hal yang baik, dan jangan membenci saya karena saya terlalu frontal membahas dirimu disini. Saya juga sedang belajar memaafkan dirinya, semua ini proses bukan. Dia belajar dan saya juga belajar, dan saya harap baik dia dan saya suatu saat dapat bertindak lebih dewasa dalam hal bercanda. 



Berlagak Kencan...

Lagak dapat diartikan sebagai gaya atau berpura-pura atau menirukan atau melakukan sebuah tindakan yang tidak memiliki arti yang sebenarnya.
Contohnya kira-kira seperti ini :
Lagaknya seperti orang kaya saja, dia tidak kaya tapi kelakuannya meniru orang kaya. 

Dalam kasus yang saya alami hari Minggu lalu, saya berlagak kencan.
Tentu saja ini bukan kencan yang sesungguhnya. 
Atau apakah makan berdua dengan seorang laki-laki dapat disebut sebagai kencan betulan? 
Hmm... Saya tidak dapat memastikan. 
Akan tetapi dari sisi saya pribadi, saya akan menganggap itu sebagai kencan atau lebih tepatnya saya berlagak kencan.

Alasannya sederhana, saya mengajaknya dan ia menerima ajakan. Lalu dia menentukan tempat pertemuan dan saya menemuinya di tempat janjian. Kami makan bersama (setidaknya kami duduk berhadapan) lalu kami ke toko buku (the best part of this fake date). 

Kenapa toko buku menjadi hal yanb paling baik yang terjadi hari itu? 
Kembali alasannya sederhana, karena kencan di toko buku itu impian saya dari masih kecil.
Entahlah, saya begitu menyukai buku, karenanya kencan di toko buku atau di perpustakaan atau ditempat-tempat yang kekanakan seperti taman bermain, danau atau hal-hal semacamnya menjadi tempat kencan impian saya.

Hal menarik disini adalah saya memang sudah lama tidak membeli buku. Karenanya hari itu saya ingin membeli beberapa buku (tanpa maksud mengharapkan dirinya membelikan saya buku). Hal menyenangkan pertama adalah saat ia memotret voucher toko buku miliknya dan bersedia memberikannya kepadaku. Tidak tahu hal ini penting untuk diceritakan atau tidak tapi menurut saya hal ini lucu. Lucu karena dalam pikiran saya, sesaat terbersit keinginan untuk meminta voucher itu drinya sebelum dia memotretnya. Menarik bukan...? Seolah dia tahu apa yang saya pikirkan saat itu juga.

Hal menarik berikutnya adalah karena saat di toko buku di bagian komik, saya menemukan buku-buku komik yang terjatuh. Saya berjongkok untuk mengumpulkan komik-komik itu, dan tanpa saya harapkan dia juga berjongkok dan memunguti komik-komik tersebut. Oke, kalian bisa bilang saya gila atau memiliki imajinasi terlalu luas, tapi saat kami berjongkok untuk memungut komik-komik itu, situasi kami miril seperti iklan atau film-film yang menampilkan awal dari sebuah kisah cinta (chessy memang) tapi saya menyukainya. Apalagi ketika tangan kami hampir bersentuhan (oke, mungkin yang ini hanya khayalan saya, mihihihihi...) 

Selanjutnya ucapannya saat mengatakan "udah, segitu aja...?" 
Dia berucap seperti itu saat saya sudah mengambil dua buah buku dan hendak membayar ke kasir. Entah apa maksud ucapannya tapi saya suka cara dia mengucapkannya. Dalam imajinasi saya, saya merasa dia ingin saya mengambil lebih banyak buku dan dia yang akan membayarnya. (Hahaha, oke saya bukan cewek matre, hanya saja saya lebih suka diberikan banyak buku oleh seseorang ketimbang diberikan sesuatu seperti tas, baju atau lain-lain) karenanya saat dia berkata seperti itu saya mengkhayalkan yang tidak-tidak. Ah, saya benar-benar menyukai hari Minggu lalu.

Tapi saat sekitarmu membahagiakan ada hal-hal yang akan meruntuhkannya, bukan?
Saat pulang, dia berucap lagi :"Ada yang nganbek, misi berhasil." (Baiklah ini saya tidak mencuri dengar, tapi dia berkata begitu disebelah saya tentu saja saya mendengarnya)
Seketika saya tanggap bahwa ada orang lain yg dia maksudkan, dan orang itu bukan saya.
Nampaknya saya kurang lebih memahami apa yang terjadi.
Saya kesal, cemburu mungkin.
Pfftt, pria disebelah saya ini bukan milik siapa-siapa, kenapa saya harus cemburu?
Entahlah, tapi mood saya langsung menjadi tak menyenangkan.


Sudahlah, makanya saya berkata berlagak kencan.
Setidaknya saya punya pengalaman berdua dengan seseorang yg saya sukai di toko buku.
Setidaknya itu lebih dari cukup.
Semoga saja....








Tidak Mengerti

Aku tidak mengerti. Emosi yang turun naik bagaikan menaiki sebuah permainan di taman hiburan ini, aku tidak mengerti lagi. Perasaan sebentar senang sebentar sedih hanya karena satu kata darimu atau dari sikapmu, aku sungguh tidak mengerti lagi.

Kau menunjukkan sikap manis kepadaku, dan aku merasa aku perempuan paling bahagia di alam semesta. Tidak selang berapa waktu, kau bersikap dingin dan aku merasa aku perempuan paling merana sedunia. 

Jangan janjikan kepadaku apapun kalau kau tidak dapat mengingatnya dan menepatinya. Jangan berkata :"mau kujemput atau tidak?" kepadaku. Jangan ingat semua kata-kataku, jangan duduk disebelahku kalau kau tidak punya perasaan apa-apa untukku. 

Hatiku terlalu lemah dan berat untuk memulai sesuatu saat ini. Luka lama yang aku alami sembuh namun tidak menghilang. Masih tampak bekas goresan dihatiku dan jangan tambah lagi lukaku dengan ketidakpastian darimu.

Kalau kau ingin menjemputku, jemputlah. Kalau kau ingin aku menunggumu, katakan kepadaku, maka aku akan menunggu. Jangan bilang terserah, aku ingin dengar pendapatmu. Aku ingin dengar isi hatimu, keluh kesahmu, kekesalanmu, ceritakan saja agar aku mengerti dirimu. 

Aku tidak mengerti. Seberapa dalam aku memikirkannya aku tidak mengerti. Aku ingin menjauh darimu, tapi aku tidak bisa. Aku tidak mengerti, hatiku, otakku, tubuhku, semua memiliki keinginan sendiri-sendiri untuk menjauh darimu dan tidak ingin menjauh darimu. 

Aku...







































Aku sekalipun tidak mengerti, aku senang kau mengajakku melakukan banyak kegiatan bersama. Aku senang duduk disebelahmu. Mendengar hembusan nafasmu dan suara tertawamu. Aku tersenyum mengingatnya. Tersenyum sekaligus terluka.