Happy Cakesday :D

argh...
tambah umur atau berkurang umur ya tepatnya? hmm... 
Hadiah ulang tahun terbaik sudah diperoleh. Gak usah pura2 lupa, toh memang masih terpatri jelas diingatan kan, bahwa dia nganterin aku pulang.
Yup, aku anggap hal itu sebagai hadiah paling menawan tahun ini.
Lebih menawan lagi kalau bisa tiup lilin dan potong kue sih.. tapi kalau mengingat umur, rasa2nya gak mungkin ya.. haha.. #huufftt

Afterall, Happy cakesday to everyone who born in July.. Live happily ever after :D 

Berdegup dan gugup

Aku berpikir aku pasti sudah terlalu berani atau mungkin sudah tidak dapat lagi membedakan apakah hal yg saya lakukan itu suatu tindakan yg impulsif dan bodoh atau tindakan yg dipikirkan dan benar..? 
Kemarin untuk pertama kalinya dia memulai percakapan denganku di salah satu media chat. Aku berpikir dia sudah memulai dan sesuai janjiku kalau dia memulai sesuatu, aku akan melakukan sesuatu juga. Hanya saja tampaknya aku terlalu nekat dan dirinya menjawab kenekatanku, ah rasanya aku sudah gila.
Jantungku berdegup kencang, seberapa santainya aku bersikap, kepalaku terasa kosong. 
Aku memintanya mengantarkanku pulang. Baiklah awalnya aku hanya ingin satu mobil dengannya sampai Fatmawati, tp saat aku mengajaknya pulang saat masih bersama dengan teman2ku, dirinya malah berkata bahwa dia tidak perlu buru-buru pulang, krn rmhnya tdk ada org. Jadi aku bermaksud membalasnya, sewaktu dia bertanya apakah aku ingin turun di Fatmawati atau mau dianter sampai rumah?
Aku berkata sampai rumah donk, kan katanya lw biasa pulang malem.. --" dan BAM..! diriku diantar sampai depan rumah. Kepalaku masih terasa kosong sampai sekarang dan setiap mengingat peristiwa kemarin aku merasa bahwa aku sedang bermimpi seperti selama ini. 
Benarkah kau menjemputku? berkenalan dengan teman2ku? mengantarkanku? apa ini mimpi? Tapi kenapa setiap mengingat peristiwa kemarin, jantungku berdegup kencang dan terasa sakit...
Aku pasti sudah gila.. nekat dan tak tahu malu... Apakah kemarin kita benar2 mengobrol? sepanjang perjalanan? tertawa bersama? ughh... rasanya aku maluuu sekali.. apa aku berkata aneh kemarin? aku tak dapat mengingat kata2ku sendiri dengan baik, tp aku ingat semua perkataanmu... ah, rasanya aku tak sanggup lagi bertatap muka denganmu, namun itu pun tak dapat kulalukan, karena aku pasti akan sangat merindukanmu... 

Sekarang setelah aku memutar kenangan kemarin berulang-ulang di otakku, aku paham apa yg disebut kecemasan neurosis.. kecemasan yg berlebihan krn rasa takut berbuat kesalahan, berbuat kesalahan di depanmu...

Mistake

Rasa-rasanya saya berbuat kesalahan lagi. Padahal selama ini telah berdoa untuk meminta moment yang tepat agar bisa pulang bareng denganmu, tapi saat ada moment yg tepat pun aku masih menolak. Selama di Taksi aku memikirkan apa kau kecewa krn aku menolakmu dan aku jg menyesali semuanya. Aku ingin duduk di sampingmu. Diantarkan pulang olehmu sambil bercerita sepanjang jalan. Tapi aku tak mau kedekatan yang ada menjadi sekedar teman. Aku takut akan butuh waktu yang lebih lama untuk melupakanmu. Sejujurnya, aku senang kau kembali dengan selamat. Tak tahukah kau selama kau pergi aku selalu mencari keberadaanmu dalam setiap sosial media yg dapat kutemui. Aku merindukanmu. Saat kau kembali entah mengapa aku ingin bermanja padamu. Aku ingin mendengar suaramu, karenanya aku sering memanggil namamu. Entah kau sadar atau tidak semua percakapan yang melibatkan orang lain yang baik terhadapku jika aku bercerita dengan seseorang agar kau dengar itu semua bertujuan agar kau melihat dan menyimak ceritaku dan alangkah baiknya jika kau bisa cemburu, karena jika kau cemburu, aku bisa tau apakah kau menyukaiku atau tidak? Jika saja ada kesempatan untukku mengetahui perasaanmu kepadaku, aku tidak perlu bimbang seperti ini.