Story-telling

Ada satu hal yg selama ini tidak pernah terpikirkan namun terjadi. Hal yg dimulai dari awal tahun itu kini menjadi suatu kelanjutan yang seakan tiada habisnya. Sejujurnya aku sendiri tidak keberatan dengan semua ini. Bahkan dapat dikatakan aku bahagia. Setiap hari minggu sejak akhir bulan Januari kemarin, aku punya tim random yang lainnya. Ada teman-teman yang selalu bersama denganku menghabiskan hari minggu. Aku senang, setidaknya aku tidak menghabiskan akhir pekan seorang diri. Hanya saja, aku benar-benar semakin bingung dengan diriku dan perasaanku. Aku menikmati semua kebersamaanku dengannya, bahkan dia lebih terbuka denganku akhir2 ini. Kami bercanda dan tertawa bersama. Namun, apa iya perasaanku ini masih perasaan cinta kepadanya?

Satu hal lagi yang aku tak habis pikir adalah aku belum mendapatkan pekerjaan. Aku benar-benar butuh pekerjaan. Tak bisakah aku seperti mereka bangun setiap pagi di hari Senin dan berjuang menghadapi lalu lintas ibukota yang menggila untuk bekerja dan pada akhir minggu bersama-sama pergi dan berjalan-jalan sambil melepas penat seminggu dengan bercerita?  Ah aku benar-benar ingin mengalami hal itu. 

Rindu, Waktu dan Penantian

Dahulu atau mungkin dua tahun yang lalu aku pernah menuliskan di blog ini betapa tidak pentingnya orang-orang yang menuliskan angka jam seperti 22.22 atau 11.11 untuk mengungkapkan kerinduan mereka kepada orang lain atau untuk memberitahukan orang lain bahwa mereka memikirkan orang tersebut.

Waktu itu tak pernah terpikir olehku bahwa saat seseorang merindukan orang lain, waktu berjalan sangat lambat. Orang yg dipenuhi kerinduan itu terus menunggu kapan datangnya waktu untuk bertemu, sehingga mereka berulang kali melihat jam yang kemungkinan besar adalah jam yg terdapat pada hp mereka. 

Waktu itu aku tampaknya belum mengerti arti kata rindu yang begitu menyiksa batin dan jiwa. Saat aku tersadar aku merindukan seseorang begitu dalamnya aku terus menerus melihat jam dan menemukan diriku mendapati angka 11.11 atau 22.22. Sekarang aku mengerti bahwa hidup tanpa kehadiran seseorang itu dapat terasa begitu hampa dan menyakitkan. Aku baru menyadari bahwa diriku sekarang tampaknya semakin mencintaimu dibandingkan dua tahun yang lalu. Karena akhir-akhir ini setiap hari berlalu dengan penuh penantian akan waktu dimana kita dapat bertemu. Akan waktu dimana rindu ini dapat terpecahkan hanya dengan menatap wajah dan mendengar suaramu. 

Saat ini aku sadar bahwa rasa rindu yang begitu kuat dapat menjelma melalui angka-angka yang menunjukkan waktu. Ah, saat ini pun aku rindu padamu.

Mimpi dan kenyataan

Terkadang berusaha untuk bersikap biasa dan tidak ada apa-apa denganmu sangat susah. Hal pertama adalah karena sikapmu juga yang membuat keadaan semakin bertambah kacau. Setiap aku berbicara kau sering sekali mencuri pandang ke arahku. Sebenarnya hal ini bukan masalah besar tp setidaknya jgn sampai orang lain memergokimu sedang melihat ke arahku secara terus menerus. Kalau kau merasa omonganku itu lucu maka tertawalah dengan suara jgn senyum-senyum dan tertawa tanpa suara seperti itu. 

Tahu tidak kenapa kali ini harus tentang mimpi lagi? Karena kali ini bukan diriku yg memimpikanmu, melainkan temanku (temanmu juga). Kau tahu apa yg teman kita katakan kepadaku? Teman itu berkata kalau dirinya bermimpi dan sedang bertanya padamu, siapakah yg akan kau pilih antara aku atau perempuan yg selalu menyambar seperti bensin itu? dan kau menjawab bahwa kau memilihku. hmm... entah aku harus senang atau sedih karena tidak lama setelah temanku menceritakan mimpinya, kau pun menjabarkan cerita mengenai kriteria pasangan hidup yg kau ingini..

Bukan orang batak. Ini kriteria pertama yg kau sebutkan. Cukup satu kalimat ini saja sudah membuat aku merasa putus asa, bodoh. Kenapa kau harus menginginkan seorang perempuan yv bukan dari tanah kelahiranmu...? yasudahlah. Mungkin memang kita harus melangkah secara terpisah. 

Tidak suka yg kepo..? apa pula yg kriteria kedua ini. Siapa yg tdk suka diperhatikan? Kau ingin punya seseorang  pasangan yg tdk kepo dengan urusanmu, lalu apa artinya berpacaran? 

Pintar...? Hukum relativitas Einstein...? Yeah right...! jelas saja.. sampai kapan kau akan menemukan perempuan dengan tiga kriteria ini...? Kecuali perempuan itu seorang robot. :p

Pada intinya aku kesal sekali mendengar kriteriamu. Karena selain aku tidak termasuk dalam kriteriamu, sekuat apapun aku berusaha untuk tidak kepo dan menjadi pintar, aku tetap tidak  bisa merubah diriku menjadi seseorang yg bukan orang batak. --"

Dan aku merasa tersadar dalam setiap mimpi kau mungkin saja memilihku namun dalam setiap kenyataan aku tahu bahwa kesempatan untuk mewujudkan mimipi itu memang tidak akan pernah ada. 



#hufffttt

Nggak Boleh

Dari awal Januari yang indah, tampaknya sampai saat ini semua masih berjalan dengan baik. Setelah dirinya main ke rumah di awal tahun, kira2 dua minggu yg lalu dia jg main lagi ke rumah dan tampaknya dia mulai terbiasa dengan datang ke rumahku. Aku harus bilang apa selain aku senang. Sangat senang. 

Percakapan diantara kami walaupun tidak terlalu berkembang setidaknya semakin menjurus ke arah pernikahan atau urusan rumah tangga. Baiklah, ini mungkin hanya khayalanku, tapi komentarnya di sosial media mengenai diriku yang sudah pantas jdi ibu itu berada tepat di perasaan senang dan susah. Tentu senang kalau ada orang yg berkata bahwa kita sudah cocok memerankan peran sebagai ibu, tp susahnya adalah jika orang yang berkata sdh cocok jd ibu itu orang yg kusukai dan aku tdk tahu perasaannya terhadapku.

Jadi, hari ini seperti malam minggu pada umumnya semua berkumpul sambil membicarakan masa depan. Seperti biasanya juga imajinasiku berkembang dengan cepat. Siapa juga yang tidak suka berimajinasi? Dan seperti biasanya hobiku adalah berbicara dengan suara nyaring agar dia bisa mendengar omonganku walau sepertinya dia tengah dalam kesibukan yang lain. 

Seperti biasa obrolan tentang perempuan batak muncul ke permukaan dan seorang teman perempuanku berkata bahwa jika adiknya (laki-laki) sudah berkeluarga maka jika ada acara seperti hari-hari besar, temanku itu harus datang ke rumah adiknya dengan membawa arsik ikan mas (sebutan untuk makanan khas orang batak). Berhubung ini berkaitan dengan masak memasak yg jelas walau saya suka memasak bukan juga dibilang bidang saya, jd saya berkata bahwa jika nanti saya sudah menikah maka saat saya harus dateng ke rmh abang-abang saya pd hari-hari besar, saya akan datang dengan tangan hampa. Siapa yang sangka kalau setelah saya berkata demikian, saya mendengar dirinya berkata dengan suara keras bahwa saya tdk bisa melakukan hal itu. Dia bilang : "Nggak Bisa...!!!" Haha siapa yg sangka dia perhatian amat sama apa yg harus saya bawa kalau berkunjung ke rumah saudara. --"

Lalu, temen saya bilang kalau dia terus menerus menatap saya sambil tersenyum, bukan berarti saya tdk menyadari hal itu sih, tapiiiii.... bukankah dari dulu dia suka curi-curi pandang terus sama saya. Entah saya yg kepedean atau benar, tp ini bukan pertama kalinya ada orang yg mengatakan kalau dia suka sesekali melihat saya secara diam-diam. 

Saat saya mengungkapkan kriteria pria yg saya sukai. Saya tahu dia menyimal dengan baik dan lagi-lagi saya kena dikerjai olehnya, baru saja saya menerima wa yg isinya adalah rekaman pembicaraan melalui kriteria pria idaman saya dari dia. Ternyata selain menyimak kau merekamnya juga. Baiklah, tapi itu belum semuanya loh, ada 2 kriteria lagi yang harus kau tahu jika kau menyukaiku. Aku suka pria yang percaya dan setia. Selain itu aku suka pria yg mengajakku keluar untuk kencan, apaboleh buat walau tampak luar saya seperti seorang feminis sejati, tampak dalamnya masih sosok yang konvensional kok alias kolot. :D

Karenanya aku menunggu. Cepatlah kau bertindak. 

Satu Januariku

1 Januari 2014. 
Jam 03.55, gerimis.
Tidak ada tanda-tanda bahwa di pagi hari pertama di tahun baru ini, kami anak-anak muda akan melakukan ritual jalan-jalan seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Kabar yang kuterima adalah bahwa tidak ada anak-anak kaum muda yang berkumpul. Jadi kuputuskan untuk tidur. Percuma juga mengharapkan hal-hal yang menyenangkan terjadi hari ini, pikirku. Kenapa? karena kemungkinan untuk bertemu dengannya di tahun baru sudah nyaris hilang.

Pukul 08.00
Handphone berdering. Seseorang tampaknya ngotot sekali ingin berbicara denganku. Ah, salah satu dari temanku yang selalu mengajakku keluar di tahun baru. 

Berita yang kudapat adalah mereka sedang dalam perjalanan ke rumahku. Tentu saja ada dia. ok. Kalang kabut, sudah jelas. Gugup, SANGAT.
Mereka tiba. Apa-apaan ini? Mereka bertamu ke rumahku pagi-pagi? Apa penampilanku aneh? Ok, tak ada gunanya juga memikirkan itu, lakukan saja hal terbaik yang bisa kukerjakan. Menjamu mereka. 

Pukul 08.30
Akhirnya kami meluncur juga. Arah tujuan : tidak jelas. Berakhir di toko yang menghidangkan daging yang tidak akan kumakan (haram, mungkin). Syukurlah dia tidak memakan daging tersebut. Itu akan sangat menyeramkan. Akhirnya, aku membagi telur dengannya. Telurnya aneh. (wekss)

Pukul 10.30
Kami sudah berada di salah satu mall di Jakarta Selatan. Muter-muter sampai akhirnya kami masuk dan duduk untuk menikmati kopi (yg pertama di tahun baru, setidaknya yg pertama untukku).
Peserta perjalanan bertambah satu orang. 

Pukul 12.10
Perjalanan dilanjutkan. Akhirnya kembali lagi ke rumahku. Yah, keinginan mereka memang sulit untuk ditolak. Mereka teman-teman yang akan selalu ada di dekatku (jd, aku tdk dapat menolak mereka). Sejujurnya, rasa senangku lebih besar. Membayangkannya berada di rumahku di hari pertama di awal tahun ini, membuatku senang. Baiklah, gugup dan senang. Ingin melakukan yang terbaik buatnya. Baiklah, ini berlebihan, tapi, ya, aku sangat ingin membuatnya merasa nyaman di rumahku. 

Aku tidak bisa membaca pikirannya, tapi kuharap tidak ada perkataanku yang menyinggungnya. Semoga saja. Aku senang bisa melihatnya berada disekitarku sepanjang hari ini. Rasanya benar-benar nyaman. (Mungkin ini hanya imajinasiku, tapi aku rasa dia juga nyaman di dekatku, atau mungkin juga tidak).

Baiklah apapun itu, aku senang, sangat...sangaaattt... sangaaattttttt... senang. hehe. Kulihat dia menikmati ada di rumahku. Semoga dia akan lebih sering datang bermain (tanpa ada maksud apapun juga, ku harap kami bisa berteman).

Pukul 15.45
Hari yang menyenangkan. Mereka menyudahi kunjungannya dan pulang. Ah, rasanya aku tidak ingin dia pulang, haha, baiklah ini hal yang tdk mungkin. 
Aku juga senang, orangtuaku tidak bicara yang aneh-aneh. Kurasa gertakanku di acara kumpul-kumpul Batak semalam ada hasilnya juga. #fiuh. 

Sekarang sudah tanggal dua, semoga aku bisa cepat bertemu dengannya lagi. 

Hello 2014

Halo 2014... Annyeong... 💃

Seperti biasa, saya terjebak di sini. Acara ritual batak tiap akhir menyambut awal tahun, you know what i mean mandok hata. Damn...! 
Sekilas info saja, ehem, patah hati terus seneng, patah hati terus seneng, sebenarnya siapa yang mau tarik ulur siapa sih? Kenapa posisi saya begiti menyedihkan di akhir dan awal tahun ini.

Dengan mudahnya laki2 yang saya sukai membuat suasana hati saya ini naik turun seperti permainan jet coaster. Hari Minggu dengan mudahnya dia memperlihatkan entah itu lelucon atau serius ngegombal sama perempuan lain -  hati saya langsung mencelos dan saya sedih. Lalu Senin kemudian Selasa, pergantian tahun, dia memberikan sedikit perhatian kepadaku melalui wa, aku sudah senang seperti ini. Baru sebentar aku menangis dan tiba2 aku merasa jatuh cinta lagi. Bah...! Otakku pasti sudah korslet. 

Sekian sekilas info, semoga perasaan ini tidak sering berubah-ubah lagi. :)

Thank you 2013

Well, i wanna say thank you 2013. Terimakasih karena sudah memberikan semua kenangan yang manis, yang pahit, yang menyakitkan dan yang menggembirakan. Aku bersyukur kepada Tuhan karena sepanjang tahun ini aku masih terus merasakan penyertaannya. Aku bersyukur kalau aku bisa bertahan dan menjalani semuanya bersama dengan Tuhan. 

2013, mengajarkanku untuk tidak putus asa dalam perjuangan menulis tugas akhir. 2013, memberikan kenangan paling manis tentang seorang pria yang sangat kusukai. 2013, membuatku banyak berdoa untuk keluargaku. 2013, memberikanku kebahagiaan saat aku akhirnya lulus sebagai master. 2013, memberikan kenangan manis akan perjalanan yang kulalui dengan teman2 kuliahku. 2013, memperlihatkan kenyataan yg tak seindah mimpi, bahwa orang yg kusukai mungkin saja menyukai orang lain. Dan kini di penghujung tahun 2013 ini, aku bersyukur karena ada banyak kejadian yang dapat dijadikan pelajaran dan dapat selamanya tersimpan dalam kenangan.

Aku berharap agar di tahun yang akan datang aku dapat kembali menemukan seseorang yang mengasihiku. :)

Desember Again

Bulan Desember sudah tiba lagi. Siapa yang menyangka kalau di bulan yang akan segera berakhir ini ada banyak peristiwa yang menyakitkan. Aku menamainya Desember kelabu. Begitu sendu dan membuatku rindu. 

Saat November berakhir dan Desember memulai perjalanannya, aku mengetahui bahwa orang yang kusukai, mentraktir perempuan yang (entahlah, mungkin perempuan yang dia sukai selama ini) tepat di hari ulang tahun perempuan itu. Temanku menceritakan peristiwa tersebut dengan perasaan tidak percaya. Akupun tidak percaya mendengarnya. Kupikir selama ini aku dan dia memiliki perasaan yang sama dan kami hanya tidak dapat saling mengungkapkan perasaan kami karena terhalang gengsi dan harga diri (prinsip murahan yg kami bentuk di otak kami).

Saat Desember memasuki minggu kedua, aku kehilangan adik sepupuku. Adik yang bersama mengisi masa2 kecilku. Kaisar Siregar. Seorang adik yang membuat bangga keluarga. Kaisar Siregar telah pergi untuk selamanya bersamaan dengan guyuran hujan. Kepergian adikku membuatku melupakan sejenak mengenai rasa sedih karena memikirkan perasaanku yang akan lagi-lagi bertepuk sebelah tangan. Aku bersedih kali ini bukan untuk diriku tapi untuk keluarga yang ditinggalkan oleh adikku.

Saat Desember memasuki minggu ketiga, aku harus mengikhlaskan kisah cintaku. Mengikhlaskan cinta yang baru kumulai tiga tahun terakhir ini. Cinta yang bahkan belum tumbuh dan belum mekar. Aku berusaha untuk tabah, tapi aku tetap merasakan tusukan ribuan jarum di tubuhku. Di hatiku terutama. Aku tak bisa mengabaikan rasa sakit ini. Sekeras apapun aku berusaha, aku tetap merasakan sakitnya. 

Sebentar lagi Desember akan memasuki minggu terakhir dan entah apa yang akan kualami. Aku berharap kisah ini tidak berhenti disini. Jika berhenti, aku berharap kelak aku akan mengalami perasaan jatuh cinta lagi. Dan mungkin lain kali aku akan lebih berani menyatakan isi hati. Bahkan setelah aku berkata bahwa aku ingin mencoba mengikhlaskan dirinya jika dia menyukai perempuan lain, jauh di dalam lubuk hatiku, aku masih berharap bahwa aku masih memiliki kesempatan untuk setidaknya mengutarakan perasaanku kepadanya. 

Akankah aku mendapati bulan Desember yang dipenuhi dengan keceriaan cinta? 

Resah

Aku memimpikanmu, lagi.
kali ini dalam mimpiku, kita begitu dekat. Saling mengasihi dan saling menjaga satu dengan yang lain. 
Apakah ini karena pengaruh alam bawah sadarku lagi yang merindukanmu? 
Ataukah karena satu minggu yang lalu dirimu begitu memperhatikanku? 
Sebentar saja rasanya kau menjauh dariku, lalu tanpa aku sadari kau sudah berada kembali di dekatku. Memperhatikanku.
Sejujurnya, aku juga memperhatikanmu. Sangat. Aku tahu bahwa ada seorang perempuan yang rela mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mendekatimu (dalam pandanganku). Perempuan itu terus menerus berkomentar pada setiap status yg kau tuliskan di media sosialmu. 
Aku cemburu. Aku kesal. Perempuan itu berani melakukan apa yang tidak berani aku lakukan.
Aku ingin menamparnya. Sangat ingin. Tapi tindakan itu tidak mencerminkan sikap seorang perempuan sejati (lagi-lagi menurut pandanganku).
Hei, apakah kau akan marah jika aku berusaha mendekatkan diriku kepadamu? Akankah kau berpikir bahwa sikap perempuan yang tak segan2 mendekatkan diri kepada laki2 merupakan sikap yang terlihat murahan?
Atau haruskah aku bersikap seperti itu agar kau menyadari perasaanku? Tapi lagi-lagi aku tak bisa? Ya. Egoku tak mau melakukannya. Harga diriku menghalangiku. Aku kesal denganmu. Tak bisakah kita sama-sama melepaskan harga diri itu dan saling mengakui perasaan ini satu sama lain? 


Putus Asa

Sudah berapa lama aku tidak menuliskan sesuatu disini? Mungkin sudah satu atau dua bulan? Setidaknya kali ini aku akan menuliskan sesuatu. Apa saja. 

Hari-hari penuh harapan sudah mulai pudar dan rasanya keputus asa an mulai menyelimuti hati dan pikiranku. Sudah dua bulan lebih aku mencari pekerjaan, namun belum mendapatkan juga.

Mencari pekerjaan memang bukanlah suatu hal yg mudah, butuh usaha yg keras dan kemauan agar meskipun ditolak berkali-kali tetap bangkit dan mulai mencari sampai mendapatkan pekerjaan yg sesuai.

Tapi rasa putus asa yg meliputiku bukan sekedar itu. Ada sesuatu yang lain yg membuatku terjerumus dalam lembah nista keputus-asa-an. 

Kalian ingat kisahku yg penuh harapan sebelum ini? ya semoga kalian ingat.
Kisah tiga episode yang aku rangkum dalam satu tulisan. Masa-masa bahagia dengan kupu-kupu yang beterbangan di dalam dada dan perut ini. Masa-masa yg sudah berakhir.

Semua yang membaca tulisanku ini pasti berpikir kalau aku ini gila. Tentu saja, siapa yg tidak merasa aku gila? Terperangkap dalam harapan dan keputus-asa-an yg berulang-ulang hanya karena memiliki perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan kepada satu orang. Tapi kurasa mengalami kegilaan seperti ini tidak buruk juga. Hidup memang sebuah pusaran kegilaan. Sebuah rollercoaster yg membawamu naik ke puncak kebahagiaan dan menjatuhkanmu ke lembah keputus-asa-an. Well done.

Saat kalian membaca ini, aku sedang dalam lembah keputus-asa-an. Suram dan gelap, tidak ada sinar sedikitpun. Aku meraba-raba namun tidak menemukan sesuatu yg dapat membuatku bersandar barang sejenak. 

Dia. Baiklah, dia dan orangtuanya atau mungkin sikap orangtuanya-lah yg membuatku terdampar di keputus-asa-an. 

Bagaimana sebaiknya aku menceritakan ini tanpa menyakiti pihak-pihak yg terkait karena aku memang tidak ingin menyakiti hati mereka. Mungkin sebaiknya tidak kuceritakan namun ini sebuah pengalaman yang menarik, walaupun suram.

Baiklah, mari kita berandai-andai disini. 
Saat kau menyukai seseorang, apakah kau berharap keluarganya juga menyukaimu? 
Saat keluarga seseorang yg kau sukai menyukaimu, walaupun org yg kau sukai itu tdk menyukaimu, apakah kau senang?
Saat kau dekat dan diperhatikan oleh keluarga dari org yg kau sukai (walaupun konteksnya cintamu bertepuk sebelah tangan) apa kau senang?
Jika semua pertanyaan tersebut kau jawab dengan kata YA, maka :

Saat keluarganya itu tiba-tiba tidak lagi menyapamu dan mengajakmu bercakap-cakap, apa reaksimu? apakah kau kecewa dan sedikit terluka?
Saat kau tau alasan keluarganya tidak mau lagi bercakap-cakap denganmu karena mereka menemukan seorang gadis yg mereka rasa lebih baik darimu untuk menjadi kekasih anaknya, apa reaksimu? apakah kau kecewa dan terluka? 
Dan anggaplah, selama ini kau menerima kebaikan mereka secara tulus, dengan maksud, walaupun kau menyukai org itu sebelah tangan namun saat keluarganya baik padamu, kau tidak mencari keuntungan dri kedekatanmu itu untuk mendekati org yg kau sukai?
Jadi saat kau tahu kau disisihkan hanya krn gadis lain yg kau tau tidak lebih baik darimu (mungkin) dalam sikapnya, apakah kau merasa baik2 saja?

Fuuh.. mungkin tulisan ini hanya sebuah tulisan impulsif yg tidak berpikir panjang, hanya saja yg menjadi pertanyaan di benakku : Apa org yg kusukai sebelah tangan ini tahu, bahwa orangtuanya ingin menjodohkannya? (mungkin)
atau seandainya ia tahu, apa dia tak pernah berpikir untuk mengutarakan perasaan dan isi hatinya kepada orgtuanya? 

Maksudku, ayolah. Ini tahun 2013, apa masih ada kisah menyedihkan Siti Nurbaya yg harus dialami anak muda dimasa ini? Apa anak ini tidak bisa menentukan perasaan dan memilih pasangannya sendiri? 

Ah, bodoh sekali.

Lalu yg membuatku putus asa adalah tindakan anak itu sendiri. Apa dia benar2 melakukan semuanya karena suruhan orangtuanya? atau memang berasal dri hatinya sendiri? Kasihan bukan, anak itu dan gadis yg dipilihkan orangtuanya? 

Dan aku. Bukan berarti aku mengasihani diriku sendiri, hanya saja lagi-lagi aku harus mundur secara teratur karena seorang perempuan tidak akan main kasar / memperebutkan satu pria bukan?  Lagipula, kasihan sekali harus melakukan perebutan jika hati pria itu jg tdk menyukaiku..? Hanya saja, benar-benar mengesalkan melihat semua ini terjadi di depan mataku sendiri. 

Baiklah. Sudahi saja omong kosong ini, karena besok kehidupan bisa saja menjadi lebih baik. Tanpa dia atau dengan dia didalamnya. 

cheers..


Hati yang gembira adalah obat

Hati yang gembira adalah obat. Itu salah satu kalimat yg terdapat dalam sebuah lirik lagu rohani. Well, ayahku sakit. Selama satu minggu belakangan ini dia di rawat di rumah sakit dan aku bergantian dengan mama menjaganya. Setiap kali masuk ke rumah sakit dapat dipastikan bahwa suasana hati ini langsung berubah. 

Memang benar bahwa suasana di rumah sakit ini suram dan tidak menyenangkan tapi aku berusaha agar ayahku tidak menyadari perubahan suasana hatiku, jadi aku tetap tersenyum, melucu dan menghiburnya.

Kalimat  pembuka dri lagu rohani tersebut dapat di katakan sepenuhnya benar. Saat hati kita gembira tidak ada rasa sakit yg dapat membuat kita jadi lemah, tp saat semangat kita turun atau patah maka setiap bagian tubuh rasanya sakit.

Untuk dapat mempertahankan hati yang gembira benar2 susah. Apalagi akhir2 keadaan / suasana hatiku kian tak menentu. Berubah dengan cepat seperti cuaca di musim gugur. Yah, walaupun di negara saya tidak ada musim gugur, mungkin dapat dikategorikan seperti cuaca di musim pancaroba.

Keadaan atau suasana hatiku naik turun antara gembira dan sedih hanya karena satu dan dua hal. Dan dua hal ini ada kaitannya dengan ayahku dan kamu. Lagi-lagi kamu. Sampai kapan sih kamu ingin membuat hidupku bergejolak seperti rollercoster?

Hal pertama

Hal pertama yg membuat hatiku gundah dan tak gembira adalah perkataan ayahku. Ayahku bukan orang yg senang menyuruh atau meminta anak2nya melakukan sesuatu. Dimata ayah kami, anak2nya sudah dewasa dan dapat mengambil keputusannya sendiri. Baiklah, keputusan mengenai pernikahan. Pernikahan bukanlah hal yg dipaksa dalam keluargaku. Ayahku tidak seperti orangtua lainnya yg menetapkan batasan umur bagi putrinya untuk segera menuju pelaminan. 

Keputusanku sudah bulat, aku tidak akan menikah sebelum aku bisa menyenangkan hati orangtuaku dengan gajiku sendiri. Tapi saat dirawat di rumah sakit, ayahku berkata dengan nada setengah bercanda kepada sustwr kalau dia pusing memikirkanku yg sdh kuliah tinggi2 ini belum juga menikah. Tsk. Apa2an itu..? Ayahku bilang kalau dirinya hanya bercanda, tapi aku tahu persis ayahku, itu bukan candaan, itu keinginan hatinya yg tdk dapat diutarakan terus terang kepadaku. Ah, jadi aku harus segera menikah agar ayahku senang dan tenang. Namun permasalahan terbesarnya adalah aku tak punya pacar..!

Hal Kedua

Hal kedua adalah orangtuaku tahu aku tak punya pacar ataupun riwayat berpacaran, tapi mereka sepertinya menduga bahwa ada seorang laki2 yg menyukaiku. Tsktsk. Ini yg menjadi sumber masalah yg membuat hatiku dari gundah menjadi sedih. 

Praduga orangtuaku yg merasa ada anak laki2 yg menyukaiku ini dapat dipastikan salah (mungkin). Anak laki2 itu yg selalu aku sebutkan sebagai kamu dalam blog ini. Pada kenyataannya yg punya perasaan suka (sedikit) itu aku, dan si kamu ini (kemungkinan besar) tidak suka padaku lebih dari teman. Tsk. Semua hal ini membuatku semakin pusing. Kenapa orangtuaku mengharapkan dirinya sih? Memang kami ini sedekat apa dimata kedua orangtuaku? Ah, lagipula aku dan si kamu ini sudah tidak sering bertemu. Maksud diriku tidak menemuinya atau menghindarinya adalah karena kupikir dia akan kangen atau merindukan keberadaanku, tapi nyatanya mencariku atau menanyakan keberadaanku pun tidak. (Hiks, merasa semakin terpuruk).

Jujur saja aku sudah bosan dengan permainan tarik ulur ini (mungkin permainan ini tdk pernah terjadi dan hanya khayalanku). Arggghhhhhhh....!!!!!!!!! Benci sekali dengan situasi ini. Apaaa..? kau dulu pernah bilang padaku bahwa menikah itu juga termasuk dalam menyenangkan hati orangtua kan? Jdi kau mengatakan hal tersebut tanpa ada maksud apa2 kepadaku? Hahhh..! Bodoh sekali aku ini. 

Jadi satu minggu terakhir ini hatiku jauh dari kata gembira. Dan perlahan2 aku menyadari bahwa seluruh tubuhku mulai terasa tidak enak. Terutama hati dan pikiranku, rasanya sakit seperti tertusuk saat tau bahwa ayahku ingin aku menikah dengan org yg dipikirnya menyukai putrinya dan ternyata semua itu adalah hal yg tidak (mungkin) belum dapat terwujud. 

Tsk..Tsk..Tsk.. Lebih menyakitkan lagi kalau ayahku sampai tahu bahwa putrinya seringkali melakukan salah baca tanda sehingga sekarang putrinya terjebak dalam cinta yg bertepuk sebelah tangan. Ah. rasanya rahasia ini harus aku jaga sampai mati. Jangan sampai ayahku tahu hal ini dan membuatnya bertambah sedih. 

Cepatlah sembuh, yah. Aku akan menemukan seorang pria yg mau mencintaiku sepenuhnya. Kalau suatu saat aku bertemu dengannya, aku berharap ayah masih dapat merestui pernikahanku. 

Ps : I Love you, Dad. Always.

Summary

Bagaimana caranya aku merangkum semua peristiwa yg kualami beberapa bulan belakangan ini..?

ah, tampaknya sulit sekali menuliskan semuanya disini tapi aku akan tetap mencobanya.

Rabu, 28082013

Aku menjalani gladibersih untuk acara wisuda. Tidak menyenangkan karena tidak semua temanku lulus dan wisuda berbarengan denganku. Lebih tidak menyenangkan lagi karena diriku terus menerus memikirkan dirinya. 

Sebulan berlalu sejak malam itu. Bisa dikatakan bahwa keberadaan dirinya semakin dekat denganku. Setidaknya begitulah pikirku (atau mungkin aku salah). 

Pada waktu perjalanan ke Pontianak dia banyak berkomunikasi denganku. Entahlah, apa itu karena itu karena keinginannya sendiri, atau karena tidak punya teman ngobrol lainnya, atau karena dirinya bergerak berdasarkan komando seseorang (kemungkinan besar ibunya).

Seminggu di Pontianak bersamanya terasa menyenangkan. Hanya saja kesalahan terbesar adalah saat dia memotretku ketika tertidur di bandara. Ah, rasanya sungguh menyebalkan. Apa-apaan manusia itu, begitu pikirku? Kenapa dia membuatku malu? bukankah seharusnya dia menyukaiku? Ah, tampaknya aku salah paham lagi... tampaknya aku membiarkan imajinasiku melayang lagi, kali ini tampaknya terlalu jauh dan membuatku sadar dengan cara yang menyakitkan. Aku menangis di bandara waktu itu, menyebalkan. Dan kupikir dia melihatku, menghapus airmata yang menyebalkan itu. 

Tapi waktu itu, aku benar2 kecewa kepadanya. Aku tahu dia bercanda, tapi bercanda di saat aku merasa lelah, sangat2 lelah, menurutku itu tdk lucu. Hal ini yg menyebabkan aku ingin menghapus blog ini untuk selamanya, namun...

Jumat, 30082013

Besok, aku akan wisuda. Setelah mengikuti gladibersih pd hari Rabu, besok hari Sabtu aku akan wisuda. Ayahku sedang tidak enak badan, aku mulai berpikir apa bagusnya wisuda kali ini, orangtuaku tidak akan lengkap dan kami tidak akan berfoto bersama. Tapi lagi-lagi aku mendapatkan kejutan. 

Jumat pagi, kira2 pukul 10.00 wib. Aku membaca hal yg mengejutkan di grup whatsapp. Dia, dia menuliskan ajakan kepada semua org yg ada di grup tersebut, yg mau datang ke kampusku. Salah satunya untuk melihatku wisuda. Waktu itu, aku hampir tidak percaya. Aku pasti bermimpi. Seperti biasa pasti ini imajinasiku yg berlebihan lagi. Akan tetapi tidak, ini kenyataan. 

Saat itu, aku hampir tidak bisa berhenti tersenyum. Seandainya ini menjadi sebuah kebohongan pun aku pikir aku rela. Seandainya besok dirinya tidak datang pun aku sudah bahagia. Sayangnya tidak ada satupun orang yg merespon, jadi aku berusaha membalasnya, tanpa mau terlihat begitu mengharapkan kedatangannya. 

Akhirnya kami bercakap2 hanya berdua di grup. Ah, biarlah, pikirku. Semoga tidak ada yg menyadari semua ini, harapku.

Percakapan yang sederhana, tapi entah kenapa aku merasa itu hal yang manis. Entahlah, mungkin kadar kegilaan dalam diriku sudah mencapai level akut.

Sabtu, 31082013

Hari ini, hari terakhir aku menjadi seorang mahasiswa. Besok2 aku sudah disebut alumni. Ayahku sakit, ah, aku tau ini akan terjadi. Jadi aku berangkat hanya dengan  ibu dan kakak iparku. Sambil berharap dalam hatiku, apa dirinya akan datang? Jam 08.00 wib di Margonda. Ah, macet sekali jalanan ini. Bisa terlambat, pikirku sambil membuka salah satu sosial media dan melihat sebuah gambar yg di-post olehnya. Hah? apa? Dia sudah sampai? bahkan aku yg akan wisuda belum tiba tp dia sudah ada disana? apa2an ini? lagi2 perasaan tidak mau kalah muncul dalam hatiku. Hah, kekanak-kanakan sekali diriku kadangkala. Apa salahnya dia sudah tiba? bukankah seharusnya aku merasa tersanjung krn dia sudah tiba lebih dulu.

Wisuda berjalan hambar. Tentu saja, sebanyak 3000 orang yg diwisuda, tapi yg naik ke panggung hanya mereka yg cumlaude. haha. Cepatlah berakhir, pintaku. Aku ingin menemuinya. Sinyal handphone tidak berfungsi. Siyal, padahal aku ingin segera menuliskan pesan padanya. Lagi2 aku bertindak kekanak-kanakan. 

Selesai sudah wisuda tak bermakna ini. Sekarang waktunya memberi makna pada acara bodoh ini, yaitu dengan menerima bunga darinya. Semoga dia membawanya, begitu harapku.
Aku berkeliling mencari Ibu dan kakak iparku, mereka tidak ada di bangku tempat mereka duduk. Ah, kemana mereka pikirku, sambil duduk termenung,  sambil memperhatikan para wisudawan berfoto dengan keluarga mereka. 
Akhirnya aku bertemu dengan Ibu dan kakak iparku di pintu keluar, akhirnya. Mereka menyalamiku dan (ah, mereka tidak membawa bunga) sedih sekali. Kami berjalan, mari pulang, setidaknya aku harus mengantarkan mereka sampai mendapat taksi. Dan, apa aku tidak salah lihat, apa itu dia? berjalan ke arahku tanpa melihatku? tampak mencari-cari seseorang, apa dia mencari temannya? ah, tanpa pikir panjang aku memukulnya, "woi,akhirnya datang juga, teriakku." "nah, katanya. Ketemu juga." "ini, sambil menyerahkan bunga untukku." Rasanya waktu itu mukaku merah. haha atau mungkin tidak. mana kutahu. Yang aku tahu, rasanya aku tidak bisa berhenti tersenyum. siyal. 

Lalu kami berfoto beberapa kali dan untuk lebih singkatnya, aku pergi ganti baju dan begitu kembali ia sudah tidak ada. Baiklah, aku mengantarkan Ibu dan kakak iparku, naik mobil temanku yg lain tentu saja, sampai mendapatkan taksi. 
Ibuku bilang kalau dia akan mencariku lagi nanti. 

Dalam pikiranku kami memang akan pulang bersama lagi kali ini. Tapi bagaimana cara menyampaikan keberadaanku tanpa membuat sebuah gerakan yg mengisyaratkan bahwa akulah yg memulainya. Lagi2 harga diri ini tidak mau diajak kompromi. Akhirnya aku menge-post fotoku di salah satu sosial media, berharap dia melihatnya dan memulai pertanyaan duluan. 

Seperti yg kupikirkan, cara ini berhasil. Ah, aku memang seorang keras kepala yang sulit sekali membuang harga diri yang terlalu besar ini. Tapi apa yg bisa kulalukan, harga diri ini satu2nya benteng pertahanan yg tersisa agar aku tidak tersakiti dengan perasaan suka yg berlebihan yang aku miliki. Kalau benteng ini runtuh dan aku mendapati bahwa ini hanya sebuah cinta yg bertepuk sebelah tangan sama seperti 9 tahun lalu, aku pikir aku tidak dapat bangkit lagi. 

Sebenarnya aku ingin minta maaf kepadanya, karena aku menyebalkan. Aku ingin minta maaf untuk harga diriku yang berlebihan, untuk ketidakpedulianku kepadanya, walau sebenarnya yang aku inginkan hanya menghabiskan sisa hari itu bersama dengannya tanpa perlu ada teman2ku. Aku ingin minta maaf karena aku membuatnya terjebak dalam situasi yg tidak menyenangkan seperti mendengarkan perkataan2 temanku yg mungkin dia tdk menyukainya. 
Ah, bodoh. Bodoh sekali aku ini. Dia sedang tidak enak badan waktu itu dan itu membuatku tambah bersalah. Aku mengkhawatirkannya tapi tdk bisa menunjukkannya. 

Kami pulang bersama pada hari itu dan aku tanpa sadar memperlihatkan bahwa aku cemburu, maksudku aku (tanpa aku sadari) menunjukkan rasa penasaran yg berlebihan mengenai bbm "putus" dri temanku (yg juga temannya). Ah, sudahlah, aku malu mengingat hal bodoh itu lagi. Walau dia (tampaknya menyadari rasa penasaranku yg mengarah ke cemburu) aku tetap berdoa semoga dia melupakannya atau minimal tidak berpikiran sampai kesana. Malu sekali menunjukkan perasaan cemburu kepada seseorang yg bukan (belum) menjadi pacar kan? 

Sampai disitu, aku berpikir bahwa hutang budiku kepadanya jadi banyak sekali, dan aku berpikir untuk mengajaknya makan diluar. Sebagai pengganti traktiran yg tertunda atau apalah. Ah, aku memikirkan setiap malam kemana aku akan mengajaknya dan bagaimana caraku mengajaknya? memulai percakapan lebih dulu..? ah, apakah akhirnya aku harus meruntuhkan benteng pertahananku selama ini? Tapi semuanya  itu menjadi hal yg tidak pernah aku lalukan, karena...

Jumat, 06092013

Aku datang untuk doa malam. Sambil berharap aku dapat bertemu dengannya dan mengajaknya secara langsung. Tapi, Ibunya datang dan mengucapkan selamat kepadaku. 
Aku sudah memasang wajah yg pura2 tdk tahu. "Selamat apa ya, tante?" kataku. "ituloh, yg kemarin anak tante datang." katanya. "o, wisuda ya? iya, terimakasih, tante, jawabku." Setelah berpisah, aku memikirkannya, kenapa ibunya tahu? Apa dia datang karena ibunya memintanya? atau karena ia ingin datang karena keinginannya sendiri. Jujur saja, aku tidak begitu suka kalau dia bertidak bukan dari hatinya. 

Padahal aku sudah begitu bahagia karena dia mau datang, tapi kalau itu semua bukan dari hatinya dan karena perintah orangtuanya, semua rasanya jdi tidak berarti. Apa aku salah bertindak lagi? Apa aku salah ambil kesimpulan lagi? Aku tdk jadi mengajaknya. Aku sebal. Sebal kepada diriku sendiri. Sebal kepadanya, apa memiliki hubungan sebagai teman pun kita tidak mungkin?
Aku bingung dengan semuanya, sedangkan perasaanku hampir meledak karena aku merindukannya. Lalu semua semakin bertambah berantakan pada hari Minggu-nya.

Minggu, 08092013

Ibadah pagi, karena aku akan bertugas di klinik sesudah kebaktian pagi, dan berharap dapat melihatnya sekilas. Tapi kemudian, GS mulai membawa penjelasan yg membuatku agak, well, sangat membuat hatiku sakit. GS mengatakan bahwa perempuan yg berpendidikan tinggi spt S2 menurut penelitian sulit mendapatkan pasangan hidup.

Dalam hatiku, apa perlu membicarakan kebodohan seperti ini di depan semua jemaat yg hadir? Sewaktu aku mengambil keputusan untuk melanjutkan studiku, aku sdh tau hal ini. Tapi, aku berharap bahwa masih ada kaum Adam diluar sana yg tdk berpikiran sempit dengan tidak mau menikahi seorang wanita krn pendidikan mereka berbeda satu strata. Tapi, saat GS mengatakan hal itu, matanya memandang ke arahku, dan semua mata jemaat lainnya. Entah kenapa aku merasa bahwa S2 itu jdi sebuah dosa.

Kenapa harus melihat ke arahku seperti itu? Lalu aku sudah tidak mempedulikan sikapku lagi di depan GS, dengan santainya aku tdk mendengarkan Firman Tuhan dan hanya memandang ke handphone dan mengutak-utiknya. 

Aku sedih, karena sekarang semua orang akan berpikir bahwa aku tidak memiliki pasangan krn tdk ada yg mau denganku karena aku seorang perempuan yg memiliki gelar yg menakutkan bagi kaum Adam yg stratanya satu tingkat dibawahku. Apa aku menjadi menakutkan bagimu? Aku berharap kau mengatakan tidak padaku. 

Hari itu aku berharap kau bisa menghiburku, tapi nyatanya tidak. Seseorang yg menghiburku adalah orang yg 9 tahun lalu pernah mengisi hatiku. Aku merasa semakin bodoh. Apa aku berharap terlalu banyak padamu? Apa kau benar2 malu padaku? Aku selalu merasa sebanyak apapun gelarku, wawasanmu jauh lebih luas dariku. Tapi, sepertinya lagi2 aku salah. 

Aku tdk mau mengambil kesimpulan apapun sekarang. Hanya saja aku kecewa, tak bisakah kita dekat sebagai teman..? Tak bisakah aku berbagi kisahku denganmu dan kau berbagi kisahmu denganku? Tak bisakha kita saling memahami, walaupun akhirnya kau dan aku berjalan ke arah yg berlawanan?

Lupakan

Hey kamu. 
Kamu boleh melupakan semua isi blog ini. Apaboleh buat. Aku merasa bahwa kau tidak menyukaiku, jadi lupakan saja perasaanku kepadamu. Hidupku akan terus berjalan, dengan atau tanpamu. Oleh karena itu, lupakan saja semua yg tertulis dalam blog ini... 

Happy Cakesday :D

argh...
tambah umur atau berkurang umur ya tepatnya? hmm... 
Hadiah ulang tahun terbaik sudah diperoleh. Gak usah pura2 lupa, toh memang masih terpatri jelas diingatan kan, bahwa dia nganterin aku pulang.
Yup, aku anggap hal itu sebagai hadiah paling menawan tahun ini.
Lebih menawan lagi kalau bisa tiup lilin dan potong kue sih.. tapi kalau mengingat umur, rasa2nya gak mungkin ya.. haha.. #huufftt

Afterall, Happy cakesday to everyone who born in July.. Live happily ever after :D 

Berdegup dan gugup

Aku berpikir aku pasti sudah terlalu berani atau mungkin sudah tidak dapat lagi membedakan apakah hal yg saya lakukan itu suatu tindakan yg impulsif dan bodoh atau tindakan yg dipikirkan dan benar..? 
Kemarin untuk pertama kalinya dia memulai percakapan denganku di salah satu media chat. Aku berpikir dia sudah memulai dan sesuai janjiku kalau dia memulai sesuatu, aku akan melakukan sesuatu juga. Hanya saja tampaknya aku terlalu nekat dan dirinya menjawab kenekatanku, ah rasanya aku sudah gila.
Jantungku berdegup kencang, seberapa santainya aku bersikap, kepalaku terasa kosong. 
Aku memintanya mengantarkanku pulang. Baiklah awalnya aku hanya ingin satu mobil dengannya sampai Fatmawati, tp saat aku mengajaknya pulang saat masih bersama dengan teman2ku, dirinya malah berkata bahwa dia tidak perlu buru-buru pulang, krn rmhnya tdk ada org. Jadi aku bermaksud membalasnya, sewaktu dia bertanya apakah aku ingin turun di Fatmawati atau mau dianter sampai rumah?
Aku berkata sampai rumah donk, kan katanya lw biasa pulang malem.. --" dan BAM..! diriku diantar sampai depan rumah. Kepalaku masih terasa kosong sampai sekarang dan setiap mengingat peristiwa kemarin aku merasa bahwa aku sedang bermimpi seperti selama ini. 
Benarkah kau menjemputku? berkenalan dengan teman2ku? mengantarkanku? apa ini mimpi? Tapi kenapa setiap mengingat peristiwa kemarin, jantungku berdegup kencang dan terasa sakit...
Aku pasti sudah gila.. nekat dan tak tahu malu... Apakah kemarin kita benar2 mengobrol? sepanjang perjalanan? tertawa bersama? ughh... rasanya aku maluuu sekali.. apa aku berkata aneh kemarin? aku tak dapat mengingat kata2ku sendiri dengan baik, tp aku ingat semua perkataanmu... ah, rasanya aku tak sanggup lagi bertatap muka denganmu, namun itu pun tak dapat kulalukan, karena aku pasti akan sangat merindukanmu... 

Sekarang setelah aku memutar kenangan kemarin berulang-ulang di otakku, aku paham apa yg disebut kecemasan neurosis.. kecemasan yg berlebihan krn rasa takut berbuat kesalahan, berbuat kesalahan di depanmu...

Mistake

Rasa-rasanya saya berbuat kesalahan lagi. Padahal selama ini telah berdoa untuk meminta moment yang tepat agar bisa pulang bareng denganmu, tapi saat ada moment yg tepat pun aku masih menolak. Selama di Taksi aku memikirkan apa kau kecewa krn aku menolakmu dan aku jg menyesali semuanya. Aku ingin duduk di sampingmu. Diantarkan pulang olehmu sambil bercerita sepanjang jalan. Tapi aku tak mau kedekatan yang ada menjadi sekedar teman. Aku takut akan butuh waktu yang lebih lama untuk melupakanmu. Sejujurnya, aku senang kau kembali dengan selamat. Tak tahukah kau selama kau pergi aku selalu mencari keberadaanmu dalam setiap sosial media yg dapat kutemui. Aku merindukanmu. Saat kau kembali entah mengapa aku ingin bermanja padamu. Aku ingin mendengar suaramu, karenanya aku sering memanggil namamu. Entah kau sadar atau tidak semua percakapan yang melibatkan orang lain yang baik terhadapku jika aku bercerita dengan seseorang agar kau dengar itu semua bertujuan agar kau melihat dan menyimak ceritaku dan alangkah baiknya jika kau bisa cemburu, karena jika kau cemburu, aku bisa tau apakah kau menyukaiku atau tidak? Jika saja ada kesempatan untukku mengetahui perasaanmu kepadaku, aku tidak perlu bimbang seperti ini. 

Kenangan yang hancur

Siapa yang sangka, kalau tadi siang saya baru menuliskan sebuah pembicaraan yang bodoh..?
Ya, seperti yang diketahui, saya senang melihatnya mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang, tapi nampaknya lagi-lagi kebodohan ada di saya.
Baru sebentar membicarakan kesenangan hati, sekarang hanya tinggal kenangan yang hancur.
Yaaaaa..!!! Sebenarnya untuk apa kau menuliskan komentarmu di post-nya? Untuk apa kau berpendapat untuknya...? 
Aarrggghhh...!!! Sebenarnya untuk apa saya cemburu? Saya harus cemburu kepada siapa? Kepada perhatian yang tidak pernah saya dapatkan? atau kepada orang yg diberikan komentar itu? Lagipula untuk apa sih kau memberikan komentar kepada orang yang sudah punya kekasih itu? Kenapa kau tidak mengurusi saja hidupmu? Sebenarnya sudah berapa lama kecemburuan ini kubiarkan menumpuk di hatiku?
Hahhh....! Sudahlah.. anggap saja tulisanku sebelum ini tidak ada.

PS : Dan kenapa juga lagu yg terputar saat menulis ini harus Cinta kan Membawamu dari Dewa 19..?! 

I'm falling in love with human

Dulunya kukira aku tidak waras
Karena menyukai seorang manusia berkepribadian es / robot.
Namun, nampaknya sekarang aku menyukai seorang manusia seutuhnya
Siapa yang dapat menyangka, kau dapat tersenyum dan tertawa seminggu belakangan ini. 
Kupikir mataku salah, tetapi nyatanya tidak. Kau bahkan bisa mengeluarkan celetukan-celetukan untukku..
ahh... aku bersyukur bisa menyukaimu.. Aku senang melihatmu senang.. Tapi, tampaknya sebentar lagi kau akan pergi ke tempat dimana kau akan melebarkan sayapmu yaa... :) Kalau kau menginjinkanku, aku akan menunggumu disini. Bolehkah?

Teori Cinta

Seingatku...

1. Ada yang pernah berkata,  "bahwa untuk mengalami sebuah kisah cinta maka kita harus melakukan apa yang disebut dengan Trial and Error..."

2. Ada yang pernah berkata, "bahwa kriteria perempuan itu terbagi dua : a. Cantik itu relatif dan b. Jelek itu mutlak..."

3. Ada yang pernah berkata, "bahwa cinta itu sebatas ilusi..."

Jadi kesimpulannya :

Kalau kau merasa dirimu A. Cantik itu relatif maka cobalah point 1, berusahalah, kejarlah orang yang kau sukai, jatuh cinta dan patah hati sampai suatu saat kau menemukan cinta sejati.  Namun jika kamu merasa dirimu pada posisi B. maka point 3 adalah keputusan yang tepat. Jangan jatuh cinta, karena cinta itu cuma ilusi belaka. 

haha...