Meracau

Jika semua bisa diputar ulang maka yg ingin aku ulang sangat banyak. Penyesalan dan kesalahan yg ingin dihapus juga banyak. Jika boleh berandai maka aku ingin menjadi temanmu sejak awal perkenalan di tahun 2004. Aku ingin mengenalmu, mengabaikan dinginnya responmu dan lebih menyadari betapa hangatnya tanganmu. Aku ingin belajar lebih giat sehingga dapat masuk perguruan tinggi yg sama denganmu. Aku ingin berbagi cerita dari hal2 yg sepele sampai hal2 yg tak masuk logika. Aku ingin menjadi temanmu dan bukan menjadi org yg berkata buruk tentangmu untuk menutupi perasaan tertarikku padamu. Aku ingin lebih banyak tersenyum padamu. Aku ingin menerima ajakanmu untuk mengantarkanku pulang sebanyak 3 kali itu. Aku ingin mengucapkan terimakasih karena telah membantuku menerjemahkan sebuah wacana yg sangat berguna untuk skripsiku. Aku ingin memberitahumu bahwa aku terkesan oleh kebaikan hatimu dan kesediaanmu membantuku. Aku ingin memberitahumu bahwa wacana yg kau artikan masuk dalam skripsiku dengan terjemahan yg bagus. Aku ingin memberitahu bahwa namamu ada dalam ucapan terimakasih di skripsiku dan aku belum sempat menyampaikannya padamu. Aku ingin mengatakan bahwa aku menyadari bahwa kau sering tersenyum dan menahan tawa. Terkadang lebih baik jika kau tertawa lepas dan merasa nyaman berada di sekitarku. Aku ingin mengatakan bahwa aku menyesal melakukan hal2 yg tidak baik padamu. Aku ingin memutar waktu dan membuat segala sesuatu tentang kita terasa lebih nyaman. Aku ingin berteman bukan merasa tersiksa. Aku ingin bilang bahwa aku mengingat semua kebaikanmu. Aku senang bisa mengenalmu. Hanya saja, seandainya perasaan tidak perlu terlibat, dan kita hanyalah teman biasa saja, mungkin itu lebih baik. Mungkin itu baik. Atau mungkin aku salah. Ah, aku juga tidak suka melihatmu akrab dengannya Bagaimanapun aku tdk suka. Aku menyesal tdk memenuhi selera musikmu. Aku senang kau mengingat percakapan konyol kita di twitter. Aku sedih kau menjauhiku krn status pendidikan, padahal aku berusaha sejauh ini karenamu. Aku senang saat kau mencoba melontarkan hal2 yg berhubungan dengan masa depan. Aku terharu saat kau membantuku menurunkan tas dri bis di bandara Pontianak. Ah, ternyata dia bisa berbuat seperti ini juga, pikirku. Aku senang melihatmu menyenangi duniamu. Aku kecewa saat kau tdk mengucapkan ulangtahun kepadaku via jalur pribadi bbm. Aku marah saat kau tdk membalas ucapan selamat ulangtahun dariku, walaupun itu hanya sebatas ucapan terimakasih. Aku senang kau membalas bbm pertamaku via bbm perorangan dengan emoticon :p khas dirimu. Aku merasakan senang, marah, sedih, terharu, kecewa. bahagia setiap kali menyangkut dirimu. Namun, aku juga merasa bodoh dan malu krn aku tahu semua ini ilusi belaka. Waktu tdk dapat diputar dan jarak antara aku dan dirimu semakin terasa jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar