Debaran

Entah aku harus menyebutnya debaran natal atau debaran yg disebabkan olehmu. Kenapa kau duduk disana? dibangku yg kutempati semalam. Kau duduk disana seolah menunggu kedatanganku untuk duduk di sebelahmu. Kakak laki2ku menertawaiku, katanya kau menyukaiku. Tanpa diduga kau pindah duduk di depanku. Kakak laki2ku kembali tersenyum dan berkata : "tampaknya dia sungguh2 menyukaimu." Aku malu. Pikirku apakah perkataan itu benar. Tidak apa2kah membiarkan harapan ini melambung tinggi? atau haruskah aku menyangkal perasaanku yg mengasihimu? Jantungku berdebar penuh harap tp otakku menyuruhnya diam. Menyuruhnya berhenti memikirkanmu. Menyuruhnya berhenti berharap. Berhenti bersikap bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar