Rainy Days - An Alternatives Pride and Prejudice From Passion to Love - by Lilian, Lory.
Review Buku :
Pride and Prejudice, siapa yang tidak tahu buku ini. Sebuah buku roman karya penulis wanita kenamaan dari Inggris, Jane Austen. Berkisah mengenai lima anak gadis bersaudara dari keluarga Bennet yang di carikan pasangan hidup oleh ibunya, Mrs. Bennet. Ayah mereka yang seroang tuan tanah di desa, merupakan orang kelas menengah di masanya, namun ibu mereka dan keluarga dari pihak ibu mereka bukanlah dari kalangan kelas menengah melainkan dari kelas bawah yang terangkat derajatnya karena suaminya, Mr. Bennet.
Dari lima gadis bersaudara ini, Elizabeth Bennet adalah gadis dengan kecantikan dan kemampuan berpikir yang mengesankan. Anak kedua dari lima bersaudara ini merupakan putri kesayangan ayah mereka. Lizzy, begitulah ia dipanggil oleh keluarganya bertemu dengan pemuda dari kelas atas, seorang pria kaya, intelektual, berpenghasilan baik namun memiliki kepribadian yang anti sosial, tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, terutama jika orang lain itu berada dalam posisi intelektual dan kekayaan dibawahnya. Sombong, namun tampan. Pesonanya membuat seluruh gadis di desa menampilkan sisi terbaik dari mereka untuk menarik perhatiannya. Hanya saja satu kata yang salah yang keluar dari mulut laki-laki tampan ini membuat Lizzy sama sekali tidak tertarik kepadanya dan membencinya.
Ya itu sekedar ringkasan dari novel Pride and Prejudice yang selalu saya baca berulang - ulang dari tiga tahun yang lalu. Tapi di novel yang baru ini semuanya bertolak belakang. Pria sombong nan tampan itu, Mr. Darcy, tidak sekaku yang ditokohkan oleh Jane Austen. Tidak, ia memang kaku, namun ketertarikkannya kepada Lizzy membuatnya berusaha mengubah sikapnya yang kaku menjadi lebih bersahabat. Dan saya menemukan Mr. Darcy dari buku ini lebih menarik untuk dibahas dan dibaca lebih lanju, karena saat ia berusaha bersahabat dengan ELizabeth, pria ini menjadi pria dengan intelektual dan ketajaman pikiran yang humoris bahkan cenderung iseng namun menyenangkan.
Lory Lilian berhasil menulis ulang Mr. Darcy menjadi tokoh paling hidup dan menyenangkan yang pernah saya baca. Bahkan dengan kemampuan berbahasa Inggris yang tidak terlalu baik ini, saya berhasil membaca habis buku novel ini hanya dalam waktu kurang dari empat hari, karena saya terlalu terbawa dalam kisahnya dan penokohannya yang menyenangkan. Menyenangkan sekali mengetahui bahwa Mr. Darcy, tokoh impian saya selama ini berhasil berubah dari pria dingin dan menyebalkan menjadi pria yang dingin namun menyenangkan dan dapat sangat humoris bahkan dalam ketajaman kata-katanya.
Pembacaan buku ini membuat saya menemukan bahwa setiap manusia dapat berubah, ke arah yang lebih baik tentunya. Yang tidak suka berbicarapun dapat menjadi orang yang dapat mengungkapkan isi hatinya di depan orang yang dikasihinya. Bagaimana denganmu, haiii kamuuuu....?! yaa, kamu yang membaca tulisan saya ini. Apakah kamu sudah berubah di depan orang yang kau kasihi? Apakah kau sudah mulai mengirimkan sinyal lagi, kali ini yang lebih jelas dan lebih masuk akal, mungkin? Apakah kamu sudah mulai tersenyum di depan wanita yang kau kasihi dan menyapanya atau bersalaman dengannya saat kalian harus bersalaman? Atau apakah kau sudah membalas mention-nya di twitter atau membalas direct message darinya? Well, kalau belum maka mulailah dari sekarang. Mulai dari sekarang karena mungkin wanita itu sedang menunggumu memulai sebuah langkah, menunggumu untuk maju pertama kali sebagai bentuk sebuah penghormatan kepadamu.
\(.^______^.)v/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar